Hari ini kembali memulai sekolah yang bakal banyak menulis kisah di lembar diary Junkyu setiap kala.
Jalannya tergontai untuk mengambil motornya. Doyoung yang melihat itu hanya menatap Junkyu julid dan berencana mengusili kakak nya pagi ini. Ahh, tidak-tidak. Sepertinya kakaknya kehilangan mood baik.
"Kak" Panggil Doyoung dari belakang.
"Hm?" Sahut Junkyu tanpa menoleh. Doyoung menggaruk belakang kepalanya yang tak gatal. Hal apaan coba yang bikin kakaknya ga mood gini?
"Kaka.. Ngga papa?" Tanya Doyoung ragu. Tanpa menoleh lagi, Junkyu mengangguk. Doyoung membulatkan mulutnya aja.
Motor sudah dinyalakan dan di panasin tanpa Doyoung sadari. Keasikan melamun dianya.
Tanpa babibu Doyoung langsung menaiki motor di jok belakang. Langsung aja mereka melesat ke sekolah masing-masing. Just info, mereka beda sekolah.
◗◗◗
"Kyu??" Si sahabat memandang Junkyu bingung. Wajah yang kusut dan seragam yang berantakan, untung hari ini ngga ada kedisiplinan yang mampir ke kelas.
Padahal hari Senin..
"Ngga ada ulangan harian, PR atau kerkom yang harus di kumpul kan?" Tanya Junkyu dengan wajah melas. Jihoon menggeleng pelan.
"Lo kenapa?" Tanya Jihoon menangkup pipi Junkyu. Si empu menggeleng kepalanya.
"Gapapa, Kyu cuma kurang tidur" Jawabnya sembari tersenyum. Jihoon mengernyitkan dahi.
"Tumben begadang? Ngapain aja lo? Hayo ngaku" Junkyu menghela nafas pelan.
"Kyu daftarin diri ke olimp online kemarin. Olimp nya hari ini. Jadi harus pelajari semua materinya ngebut semalam" Jelas Junkyu dengan mata terkantuk-kantuk.
Jihoon pun manggut-manggut paham.
"Emang kapan lo daftar nya?"
"Jam 10 malam kemarin" Junkyu tersenyum hingga deretan gigi tampak. Sial, rasanya Jihoon pengen buang aja anak nya ke sungai Amazon kalau bisa.
"Emang masih dibuka pendaftarannya jam segitu?" Tanya Jihoon ngga habis pikir.
"Di tutup nya jam 00.00" Jawabnya dengan senyuman yang belum luntur.
Jihoon ngacak rambut nya frustasi. "Lo juga ngapain ikutan tuh olimp?"
"Gabut"
Kini meja yang Jihoon tempati gatal rasanya pengen di jungkir balikin kalau bisa di lempar keluar sampai nembus jendela kelas. Cuma Jihoon masih sayang poin.
"Lo bisa-bisanya aja ga—"
‘KRINNGGG—!!!!’
Jihoon mendecak pelan. Ia memandang Junkyu yang masih tersenyum penuh seri.
"Dah, istirahat kita lanjut. Awas lo tidur" Junkyu ngangguk sampai poni nya ikut tuing-tuing juga.
Kalau aja Jihoon kedudukannya seme udah di lahap sohib nya dari dulu.
Sekarang tinggal nunggu guru aja yang masuk. Junkyu seperti biasa menyiapkan alat tulis dan buku pelajaran serta buku tulis. Mulut nya menguap kecil. Ia berusaha tahan dengan mengangkat lidah hingga mengenai langit-langit mulut.