Pulang sekolah, hal yang selalu di tunggu para siswa-siswi SD. Terlebih lagi untuk pemuda manis kecil kita, Kim Junkyu.
"Hoonie! Mana Sahi?" Tanya nya dengan tas yang masih terbuka.
Jihoon yang melihat itu menutup segera, "Nanti datang sendiri ke taman. Kamu sudah chat dia lewat ig kan?"
Junkyu mengangguk pertanda sudah. Mereka pun berjalan ke tempat parkir. Mengambil sepeda masing-masing, lalu berlomba balapan. Siapa cepat, dia hebat.
Sesampainya...
"Hoshh,, hoshh, huah.. Cepet bangeth kamuhh." Ucap Jihoon yang masih diatas sepeda. Nafasnya terengah-engah, pipi nya kemerahan dan peluh keringat yang membanjiri pelipisnya.
Jihoon pun melepas helm sepedanya, dan langsung menyusul Junkyu yang sedang memasang tikar.
"Jihoon, Kira-kira Sahi bawa cemilan apa ya?"
Park kecil hanya mengendikkan bahu pertanda ga tau.
Junkyu kembali fokus dengan aktifitas nya. Ia harus koefisien dalam mengatur tata letak tikar, arah pemandangan, dan keademan angin yang menyilir.
Setelah selesai mengatur semua, ia pun duduk. Begitu pula Jihoon yang sudah menunggu lama sedari tadi.
Jihoon sibuk dengan headseat dan hp nya. Junkyu sibuk memperhatikan alam. Ternyata di atas bukit ngga terlalu buruk.
Pandangannya terus bergerak dari arah kanan, ke kiri. Lalu ke atas dan ke bawah. Sebentar, Junkyu melihat pohon besar di bawah sana. Pohon apa itu? Kenapa baru terlihat sekarang? Padahal mereka ke sini sudah puluhan kali, namun pohon itu baru terlihat.
Junkyu hendak menepuk kaki Jihoon, mempertanyakan hal itu. Namun suara seseorang lebih menarik atensinya.
"Teman-teman, maaf aku terlambat"
Itu Asahi.
Junkyu segera beranjak dari duduknya, disusul oleh Jihoon. Mereka membantu menurunkan bekal cemilan Asahi.
"Wahh, ganti kendaraan lagi?" Jihoon kagum dengan Asahi. Gaya nya tidak seperti anak seusianya.
Asahi hanya tersenyum. Jihoon tau, Asahi rendah hati banget.
Mereka kembali ke tikar. Asahi menceritakan tentang perjalanan ia membeli cemilan itu, lalu susah nya minta izin dengan sang Papa. Kemudian ia harus melewati halangan beberapa saudarinya.
Junkyu dan Jihoon memberikan tepuk tangan, sebagai apresiasi. Kalau tanpa Asahi, maka mereka akan kelaparan disini. Dan acara ‘Nongkrong Aesthetic’ bakal gagal jadinya.
"Jadi, kita mau gibahin siapa?"
Mereka pun saling tatap. Tiba-tiba Jihoon mengeluarkan senyum jahilnya.
"Gimana kalau kita gibahin tetangga baru? Itu lho,, yang di samping rumahku" Keduanya bingung. Emangnya siapa yang tau tetangga Jihoon.
"Siapa sih?" Junkyu bertanya sambil mengerutkan keningnya.
Jihoon tepuk jidat. Ini anak udah satu perumahan, satu gang, malah gatau.
"Makannya, jangan di rumah terus. Itu lho, Paman Hyunsuk!"
Asahi dan Junkyu membulatkan mulutnya.
"Itu sih, ayahnya rekan kerja papaku" Ucap Asahi.
Jihoon mengangkat kedua alisnya. "Untung kalian beda gang, dunia sesempit ini ya"
Keduanya mengangguk setuju.
"Memang Paman Hyunsuk kenapa?"
Jihoon memasang wajah julid nya.