Keadaan menjadi hening seketika. Sosok di depan pemuda manis ini pun hanya menatap datar kepada sosok jangkung yang berdiri di belakang nya.
"Ehm,, anu.. Mar—" Ucapan Junkyu terpotong ketika Mark mengeluarkan suara nya.
"Kenapa? Mau menghindar, Tuan Watanabe?" Perkataan itu penuh penekanan dan terdengar jelas bahwa yang berbicara itu sangat kesal akan berbicara kepada pemuda jangkung di belakang Junkyu ini.
"Lo pikir aja sendiri. Udah tau jawaban nya kan?" tanya lelaki jangkung itu balik.
Mark menahan emosi nya, kemudian ia melebarkan senyum nya di hadapan pemuda manis ini.
"Sorry, saya periksa sebentar ya. Jen, tahan Haruto" anggukan langsung di dapatkan oleh Mark. Dengan cepat diri Jeno sudah berada di belakang Haruto sembari mencekram kedua pundak nya.
Yang di cekram justru hanya mengeluarkan senyum miring yang terkesan seperti meremehkan.
Junkyu melirik sekilas ke belakang, dapat ia lihat perbedaan tinggi badan yang sangat jauh di banding diri nya.
Seakan sadar dirinya sedang dilirik, Haruto melayangkan tatapan tajam nya, membuat Junkyu kembali memfokuskan mata nya ke tas yang kini sedang di periksa.
Beberapa detik kemudian Mark menyerahkan tas Junkyu seraya mengucapkan terima kasih.
Junkyu mengangguk, kemudian bergegas pergi ke bangku. Dapat ia lihat sahabat nya itu sedari tadi sudah menunggu dengan bosan. Sesekali ia menguap melihat Junkyu yang sekarang sedang menghampirinya.
"Ini masih pagi, cuma orang malas yang udah ngantuk sekarang" kesal Junkyu.
Jihoon langsung menutup mulut nya. "Lo tau aja gue orang yang malas".
Junkyu tak membalas, justru ia lebih memilih untuk duduk dan menyiapkan buku-buku serta alas tulis lainnya.
Ulangan harian menjelang beberapa hari lagi, maka dari itu Junkyu harus benar-benar mempersiapkan semuanya.
Beda lagi sama lelaki di sebelah Junkyu. Dia hanya santai, urusan ujian harian kalau ada yang ngga mengerti tanya ayang aja. Ya beda lagi sama Junkyu. Kan dia ngga punya teman ataupun orang yang sangat paham akan materi sekarang kan? Ayang? Junkyu ngga mau sampai ke sana dulu.
Orang tua? Mereka keluar terus. Balik-balik yang ada Junkyu udah teler duluan.
"Kyu, gue jatuh ke dalam pesona Jeno. Hiks—" acting Jihoon pun di mulai.
Jihoon meraba-raba isi tas nya, mengeluarkan sehelai tisu dan langsung mengusap nya di kedua lobang idung.
Junkyu yang melihat itu menatap datar Jihoon.
"Belum gua aminin loh doa yang tadi" Jihoon menghentikan acting nya dan langsung memicingkan mata sipit miliknya.
"Sesama sohib ngga boleh gitu lo!" seru Jihoon.
"Ya habis nya Jih—"
'Prang-!'
Keduanya terkejut mendengar pecahan botol kaca dari luar. Mereka menatap satu sama lain. Junkyu mengangkat satu alis nya, begitu juga Jihoon.
"Periksa?"
"Ayo"
Mereka beranjak dari kursi lalu berlari ke pintu kelas. Di sana terlihat Mark yang sedang memegang satu botol kaca telah hancur bagian bawah nya dan mengeluarkan beberapa cairan yang masih tersisa di dalam nya.
Semua pandangan justru tertuju ke pemuda jangkung di sebelah Mark. Ia hanya berdiri sambil menyandarkan diri nya di tembok. Tak acuh dengan Mark yang sedang menghancurkan botol alkohol milik pemuda jangkung itu.