8 - Biarkan aku melakukan ini, Mel!

343 61 11
                                    

*

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*

Begitu Imelda berjalan keluar dari kedai, Jo menghampirinya. "Ben pasti sudah mengatakan aku tertarik padamu."

Imelda mengangguk. "Ya, tapi maaf, aku belum bisa punya hubungan dengan pria mana pun."

"It's okay! Aku tidak memaksa."

"Berteman dulu tidak apa-apa?"

"No problem."

"Baiklah. Aku pulang dulu, ya."

"Mau kuantar?"

"Rumahku dekat. Jalan kaki juga bisa."

"Kalau begitu aku ikut jalan kaki denganmu."

"Katakan saja kau hanya ingin tahu di mana tempat tinggalku."

"Aku sudah tahu. Saat tes kan kau isi data diri."

"Jadi kau..."

"Ya aku ingin kau aman saja sampai rumah."

"Baiklah."

Mereka jalan berdampingan. Seharusnya itu jadi hal yang canggung bagi mereka, mengingat dulu hubungan Imelda dan Jo tidak terlalu akrab.

Keduanya bersikap wajar pada satu sama lain. Itu yang membuat suasana tidak terasa aneh.

Awalnya mereka bicara soal pekerjaan. Jo menyampaikan pengalamannya sebagai auditor di salah satu KAP terbesar, disambut dengan respons Imelda yang antusias mendengarnya. Bagaimana pun menjadi auditor adalah impian Imelda, dan dia senang sekali Jo membagikan pengalaman suka-dukanya sebagai auditor.

Jo tidak bicara tentangnya. Dia juga bertanya pada Imelda. Apa tujuan Imelda. Apa cita-cita perempuan itu. Imelda menyahut dengan semangat di wajahnya.

Sampailah saat mereka hampir tiba di rumah Imelda. Jo mulai mengenang masa lalu.

"Kau tahu, kupikir aku tidak akan bisa bicara denganmu lagi. Dulu pun aku bicara saat aku pura-pura minta diajari olehmu."

"Pura-pura?" ulang Imelda berlagak tersinggung. "Oh kupikir dulu aku pintar sampai kau anak Manajemen minta belajar bareng."

"Tentu saja! Aku bahkan rela ambil kelas yang bukan mata kuliah wajib agar aku bisa satu ruangan denganmu."

"Lalu kenapa kau tidak pernah mengatakan kau suka?"

"Mana berani? Semua cowok yang dekat denganmu pada mundur sebab Sean akan memelototi kami semua. Dia kan anaknya donatur kampus. Mana ada yang berani padanya?" Imelda tidak menyahut. Jo jadi merasa bersalah. "Eh! Maafkan aku. Aku tidak bermaksud menyinggung mantan suamimu."

"Tidak masalah, tapi jangan sering-sering."

"Kenapa?"

"Nanti dia muncul."

"Eh? Bisa gitu?"

"Tuh." Imelda merujuk pada Sean yang sudah berdiri di depan pagar rumahnya. "See?"

Come Back, Baby #CompletedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang