5 - Kau cuma kacung

261 63 10
                                    

Sean keliru menilai Imelda. Sebelumnya dia menganggap Imelda terkesan dusun dengan kemeja polosnya, namun kali itu saat dia melihat Imelda keluar rumahnya dengan penampilan yang sederhana, Sean menelan ludahnya.

Dalam hatinya dia masih kagum pada mantan istrinya, dan itulah kenapa dia berat melepas Imelda. Bahkan tanpa dibalut pakaian mewah pun Imelda tetap terlihat menarik.

"Mel....," gumam Sean tanpa sadar. Matanya jelalatan mengawasi tubuh mantan istrinya yang berlekuk indah.

Imelda sibuk mengunci pintu rumahnya, lalu menoleh pada Sean. Dia pun menyadari tatapan Sean yang penuh gairah padanya. Dulu, dia senang jika Sean memandangnya dengan sorotan itu, tapi sekarang dia bergidik. Dia jijik! Sebab dapat dibayangkannya begitulah sorotan mata Sean pada selir-selirnya!

"Kau mau ke mana?" tegur Sean sambil menggandeng Kai.

"Aku sudah bilang, aku kerja di tempatnya Ben. Kai." Imelda menunduk pada anaknya. "Nanti Mama jemput Kai, lalu Kai ikut temani Mama di kedai, ya."

"Kenapa begitu sih, Ma? Kenapa Kai gak bisa langsung istirahat di rumah?" protes anaknya, cemberut.

"Iya, Mel, kau menyusahkan anak kita saja," sahut Sean, berdecak-decak. "Biar supir saja yang jemput Kai, lalu Kai di-drop di rumah orangtuaku. Kau jemput saja Kai di sana."

"Sean! Dia di bawah asuhanku, aku yang atur dia..."

"Kau terdengar konyol, kau tahu?" sahut Sean meremehkan. "Kau jangan lupa. Kai bukan hanya anakku, dia juga cucu dari orangtuaku. Mereka tak akan biarkan Kai bengong-bengong di tempat kerjamu! Ah, seperti orang susah saja. Lebih baik anakku dirawat nenek-kakeknya sekalian jika kau tidak mau aku yang melakukannya."

"Kau....," desis Imelda jengkel.

"Ya? Kai bersama nenek-kakeknya, dan kau jemput dia nanti, itu pun kalau Kai mau kembali ke rumahmu yang sederhana ini."

Sean meraih tangan anaknya, lalu mereka masuk ke mobil Sean, meninggalkan Imelda yang tak berhenti menatap Sean dengan penuh kebencian.

*

Selama di perjalanan ke sekolah, Sean bertanya pada Kai, "Gimana tinggal sama Mama? Kai senang?"

Anak itu begitu gamblang. Diadukannya pada ayahnya, "Semalam mati lampu! Banyak nyamuk! Untungnya Mama bangun dan dioleskannya lotion anti nyamuk ke Kai. Ah, kenapa sih kita tidak bisa seperti dulu lagi, Papa? Kenapa aku dan Mama tidak tinggal bersama Papa lagi di rumah lama kita? Kan... kasihan Mama juga. Mama juga pasti kepanasan. Dan Mama juga bentol-bentol karena digigit nyamuk!"

Untuk beberapa detik Sean merasa iba, tapi di waktu kemudian dia merasa Imelda layak mendapat penderitaan itu. Siapa suruh cerai dari Sean? Imelda kan tahu, dia bisa hidup enak karena jadi istri Sean, tapi dia keras kepala sih! Egonya yang sok tinggi itu tidak menerima Sean yang berselingkuh. Nah lihatlah akibatnya! Hidupnya jadi menderita. Kepanasan dan digigit nyamuk. Bah! Mana ada Imelda mengalami hal seperti itu selama hidup dengan Sean?

"Kai, Mama lagi marah sama Papa," kata Sean dengan nada yang disedih-sedihkan. "Kalau Kai mau hidup kita seperti dulu, ya Kai rayu dong mamanya. Minta Mama untuk kembali lagi sama Papa. Biar Kai gak jauh-jauh dari Papa. Dan yang penting, Kai gak panas-panasan, apalagi.. apa? Digigit nyamuk? Hii... kasihan anak Papa. Digigit nyamuk bisa buat kita sakit, lho. Bisa sampai dirawat! Papa sih khawatir, Kai dan Mama sakit karena tinggal di rumah itu. Kai mau kan, bujuk Mama untuk maafin Papa?"

"Mau! Tapi... kenapa Mama marah sama Papa?" tanya Kai penasaran.

"Oh.. biasalah, orang dewasa, penuh dengan kesalahpahaman," kilah Sean tenang.

Come Back, Baby #CompletedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang