10 - Kau masih keras kepala

120 40 6
                                    

Muka Imelda berubah muram saat Kai meminta dia ikut masuk ke mobil Sean. Anak itu beralasan dia kangen bertiga bersama ayah dan ibunya.

"Ayo, Ma." Kai merengut. "Masa Kai ke sekolah berdua saja dengan Papa?"

"Sudah, Kai, kalau mamamu tidak mau, jangan dipaksa," kata Sean dengan nada nyinyir.

Kedua mata Imelda membesar. Bisa-bisanya Sean bersikap seolah Imelda yang salah dengan menolak untuk satu mobil dengan pria itu. Padahal yang membuat Imelda enggan bersama Sean kan Sean sendiri! Benar-benar menyebalkan!

"Sekaliiii saja," sahut Kai tetap merajuk. "Kai nggak akan minta-minta lagi diantar Mama dan Papa."

"Kai," desah Imelda iba. "Ya sudah. Salim dulu sama Nenek."

Setelah mereka berpamitan pada Bu Grace, mereka masuk ke mobil sedan Sean. Sebelum masuk Imelda menghela napas panjang. Baru kemarin dia hampir diperkosa oleh pria itu di mobil ini.

Sean memperhatikan raut wajah Imelda yang semakin pahit, tapi tak ada yang bisa dilakukannya lagi, sebab tadi kan dia sudah minta maaf. Terserah Imelda mau memaafkan atau mendendam, iya kan?

Imelda beruntung dengan adanya Kai di tengah mereka. Dia tak usah dekat-dekat dengan Sean yang duduk di sisi sebelah kiri mobil.

Tak ada yang bersuara. Kai tidak berani bicara duluan dengan kedua orangtuanya yang diam saja. Ditungguinya salah satu dari mereka untuk memecah keheningan itu.

"Kau tahu, Mel, ayah dan ibuku sudah lama tidak tinggal serumah," kata Sean saat mereka hampir tiba di sekolah Kai. "Ayahku tidak setia, tapi ibuku tidak menggugat cerainya, karena kurasa ibuku tahu bahwa di keyakinan kita, perceraian tidak ada."

"Serius, Sean? Kau membanding-bandingkan aku dengan ibumu?" sahut Imelda datar.

"Ya maksudku, perpisahan mungkin bukan solusi yang tepat bagi kita. Kau harus pikirkan Kai."

Imelda tidak merespons. Dia sedang malas berargumen dengan pria itu. Rasanya ingin cepat-cepat saja keluar dari mobil pria itu.

Masih diingatnya bagaimana Sean menariknya masuk ke dalam mobil. Bagaimana pria itu mencium kemudian menggigitnya dengan mengerikan. Seketika tubuh Imelda mengejang.

Dia tidak nyaman, sekaligus takut. Ya, dia takut, meski di mobil ada supir dan Kai, rasa takut itu tak bisa dihindarinya saat dia bersama Sean.

Dihelanya napas lega saat mobil Sean berhenti di depan gerbang sekolah Kai. Sean turun duluan, untuk membiarkan anaknya keluar, dan dia kaget saat Imelda ikut-ikutan turun.

Begitu anaknya masuk ke sekolah, Sean mengejar Imelda yang berjalan menjauhinya. "Mel, biarkan aku mengantarmu."

"Tidak usah, aku bisa naik taksi."

"Mel, orangtua murid yang lain melihat kita. Kalau kau pergi terpisah seperti ini, mereka akan berpikir yang tidak-tidak. Kau boleh marah padaku, tapi jangan biarkan anak kita malu dengan status kita."

"Kau menyebalkan, Sean."

"Aku tahu."

Imelda sayang dengan Kai. Tentu dia tidak mau Kai tertekan berada di sekolah, apalagi jika teman-temannya sampai menghinanya karena dia anak broken home. Oleh karena itu Imelda mengalah.

Akhirnya mereka satu mobil lagi. Imelda menaruh tasnya di tengah mereka sebagai pembatas.

Ponselnya berbunyi. Jo meneleponnya. "Oh hai, Jo.... Sore ini? Oh.., jam istirahatku sore, sih.... Malam ini kau sibuk, ya... Oh ya ya sekitar jam tiga dan empatan..." Klik. Sambungan selesai.

Come Back, Baby #CompletedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang