Setelah mendapat informasi dari pak tua, besoknya aku menanyakan pada Lis. Tentang siapa anggota keluarganya yang disandera.
"Dia anakku. Usianya seumuran dengan nona Lili."
Tunggu, Lis berusia 25 tahun. Anaknya seumuran dengan Lili berarti 7 tahun. Jadi dia melahirkan di usia 18 tahun? Waw, apa Lis menikah muda?
"Apa namanya Aurelia Kinan Rubeal?" Lis terlihat kaget setelah aku menyebutkan nama itu.
"Iya, bagaimana tuan muda tau?"
"Sepertinya aku mendapat informasi tentang lokasinya."
"Benarkah? Kalau begitu apa tuan muda akan segera menyelamatkannya?"
Dia menggenggam erat tanganku dengan tatapan penuh harapan. Tapi dengan kondisiku sekarang, mungkin aku tidak akan bisa. Jadi aku meyakinkan Lis untuk menungguku siap dan dia bersedia untuk mempercayaiku.
Hari-hari aku lalui dengan latihan berat. Berlatih sihir dengan pak tua dan berlatih pedang dengan Lili saat Rulli dan Shalli tak ada di rumah. Sampai Lili berkata mungkin aku memiliki bakat dengan pedang.
~ ~ ~ ~ ~
Di usiaku yang ke 3, aku sudah mempelajari sihir elemen api dan air. Aku juga mendapatkan buku bahasa Ocenian sebagai hadiahnya. Pagi ini, aku sudah berada di rumah pak tua.
"Asal kau tau saja, cebol. Aku hanya bisa mengajarimu 3 elemen saja."
"Lah, bukannya kau juga punya sihir angin dan petir?"
"Iya, tapi aku tak tau dasar sihirnya. Jadi percuma jika aku tak bisa menjelaskannya padamu."
"Padahal aku baru saja berpikir akan menjadi pengendali 5 elemen."
"Maaf mengecewakanmu. Kau bisa belajar di tempat lain jika ingin."
"Baiklah, akan aku pikirkan nanti saja. Tapi bagaimana kau bisa memiliki sihir angin dan petir jika tak mengetahui dasar sihirnya?"
"Soal itu, dulu aku memiliki rekan petualang. Dia memiliki kemampuan khusus untuk membagikan sihir pada orang lain. Singkat cerita, dia membagikan sihir angin dan petir miliknya. Walau sihirnya bisa aku dapatkan, tapi tidak dengan pengetahuannya. Karena itulah aku bisa menggunakan sihir angin dan petir tanpa dasar sihirnya."
Kemampuan khusus yah. Apa itu seperti skill khusus meniru milikku?
"Oh begitu. Apa kau juga memiliki kemampuan khusus?"
"Tidak, aku terlahir sebagai manusia biasa." Tiba-tiba dia menatapku dengan aneh. "Jangan bilang kau memiliki kemampuan khusus." Oh iya, aku belum menceritakannya pada pak tua tentang skill meniruku yah.
"Aah soal itu, iya aku punya satu."
"APA!!! SUDAH SEKIAN LAMA KITA BERSAMA DAN KAU TAK PERNAH MENCERITAKANNYA PADAKU!!"
"Iya-iya maaf, aku lupa. Baiklah akan aku ceritakan sekarang. Aku memiliki kemampuan khusus yang disebut meniru."
"Hah? Meniru?"
"Iya, aku bisa meniru sihir seseorang dalam sekejap."
"Haaah! Kemampuan curang macam apa itu? Jangan-jangan selama ini kau hanya meniru sihir-sihirku dan tak benar-benar belajar sungguh-sungguh yah?"
"Mana ada, aku belajar sungguh-sungguh tau."
"Kau tak punya bukti."
"Tentu aku punya. Kemampuan khususku memiliki dua persyaratan untuk digunakan."
"Dua persyaratan?"
"Pertama mentalku harus lebih kuat dari orang yang ingin aku tiru sihirnya. Kedua jumlah mana-ku harus lebih banyak dari orang yang ingin aku tiru. Sedangkan mana-ku masih sangat sedikit jika dibandingkan denganmu. Mana bisa aku meniru sihirmu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Jiwa yang Terikat
FantasyKematian yang tak masuk akal dan kebangkitan yang lebih tak masuk akal. Dunia lain? Apa benar hal itu nyata?