Aku kembali berjalan dengan bola cahaya di atas kepalaku. Tapi saat aku mulai masuk lebih dalam, sepertinya area ini jauh lebih lembab dari dua lantai sebelumnya. Saat aku sampai di lantai 3, aku sedikit terkejut karena area ini sangat luas. Bukan seperti gua dengan lorong-lorong. Tapi benar-benar luas.
Hal yang membuat aku lebih tercengang adalah, banyak sekali kolam-kolam di sini. Aku melihat ke kolam dan ada banyak ikan di sana. Wah, ini sih bisa jadi stok makanan tambahan.
Saat aku masih melihat-lihat kolam, tiba-tiba salah satu ikan melompat ke arahku sambil membuka mulutnya yang penuh gigi tajam. Aku menghindar dan ikan itu masuk ke kolam di sebelahnya.
Apa-apaan? Dia berusaha menyerangku? Beberapa ikan kembali melompat ke arahku. Aku berusaha menghindarinya dan sesekali melancarkan pukulan. Mereka ikan predator yang hidup di lantai ini yah.
Aku menyusuri semua jalan yang bisa aku lewati. Tapi semua jalan ini hanya mengarah ke jalan buntu. Aku kembali melihat-lihat sekitar. Kalau semua jalannya buntu, apa mungkin jalan ke lantai selanjutnya ada di dalam air? Menyebalkan juga. Renangku tidak cepat pula.
Aku kembali memastikannya sekali lagi, karena aku ngga mau sudah masuk ke air, eh jalannya ada di atas. Tapi beberapa kalipun aku periksa, tempat ini benar-benar kosong. Tak ada pilihan lagi, aku harus masuk ke air.
Baru saja aku menunduk melihat air, ikan-ikan itu sudah menatapku dari dalam air. Mereka menungguku masuk ke sana yah. Aku buat tombak cahaya dan melemparkannya ke arah ikan-ikan itu.
BUUM ....
Ledakan itu membuat air menyiprat ke atas. Ikan-ikan itu sudah tak ada, entah kemana perginya. Aku lepaskan pakaianku, menyisakan celana pendek dan baju dalam yang aku kenakan. Setelah itu aku langsung masuk ke kolam pertama dan melihat-lihat di sana. Di kolam ini tak ada jalan tembusan lagi. Jadi aku naik kembali.
Aku coba di kolam berikutnya. Hal yang akhirnya aku sadari, ternyata aku bisa menggunakan skill gelombang untuk mendorongku saat berenang. Aku jadi bisa berenang lebih cepat. Beberapa ikan muncul dan mengejarku. Aku buat trisula dan melemparkannya ke arah mereka.
Entah hanya perasaanku atau gimana, rasanya trisulaku menghasilkan kerusakan yang lebih besar saat di dalam air. Aku mendorong diriku naik karena sudah hampir kehabisan napas. Susah juga sih. Aku habiskan waktuku untuk masuk ke air dan mencari jalan. Sampai aku merasa sedikit lelah dan mulai mengantuk.
Aku naik dan mencari lokasi untuk istirahat. Aku lepas pakaian basahku dan memakai pakaian keringku. Aku jemur pakaian basahku di dekat api unggun yang aku buat. Kalau dilihat, jumlah kolamnya sangat banyak. Berapa lama waktu yang aku butuhkan untuk mencari jalannya? Lagi-lagi aku terjebak karena struktur dungeon-nya. Aku tidur untuk hari ini.
Saat aku bangun, aku merasa ada yang menyentuh tubuhku. Saat aku sadar, aku melihat sosok seperti ikan bertubuh manusia yang sedang memegang tanganku.
"Maaf, apa yang ...." belum selesai aku bicara, sosok itu merangkak ke air dan pergi.
Dia melompat untuk berpindah-pindah kolam dan sampai di kolam yang cukup jauh, dia tak melompat lagi. Aku akan memeriksa kolam itu. Aku kenakan lagi pakaian dalamku dan memakan sedikit bekalku. Setelah itu aku menuju ke kolam tempat sosok itu menghilang.
Sesampainya di sana, aku merasakan perasaan aneh. Bukan sebuah energi atau apa, mungkin hanya firasatku saja. Rasanya ada yang ngga beres di kolam ini. Baiklah, aku tak ingin berpikir sendirian. Aku ambil Siro dan Kraka dari inventori.
"Akhirnya!!! Apa ada pertarungan?" tanya Siro.
"Tidak ada."
"Wah, ini lantai 3 dungeon yah?" tanya Kraka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jiwa yang Terikat
FantasiKematian yang tak masuk akal dan kebangkitan yang lebih tak masuk akal. Dunia lain? Apa benar hal itu nyata?