DUAAR ...
Toron melesatkan cukup banyak bola hitamnya. Tapi aku masih bisa menghindari beberapa dan menangkis beberapa juga. Untuk sekarang belum ada yang mengenaiku. Aku tebaskan pedangku dan ...
WUUSS ... BRAAAK ...
Gelombang angin melesat ke arah Toron, tapi dia menghindarinya dengan mudah. Gelombang anginku menghancurkan atap rumah itu sampai runtuh.
"Pedangmu lumayan hebat juga."
"Kau yang menanamkan kutukan pada ibu dari budak tadi, kan?"
"Entahlah, aku cukup banyak memberi kutukan pada manusia. Aku tak ingat siapa saja."
Aku melesat dan menebaskan lagi pedangku.
TRIIING ...
Toron menahan tebasanku dengan pedang yang tiba-tiba muncul di tangannya. Dia melancarkan tendangan. Untuk menghindar, aku melompat ke belakang. Saat aku mendarat, Toron sudah melesat ke dekatku dan mengayunkan pedangnya.
TRIIING ...
Berhasil aku tahan, tapi aku terdorong walau tak jauh.
"Waah, untuk manusia dengan ukuran kecil sepertimu, kekuatanmu besar juga yah."
"Kau takkan tau apa saja kejutan yang ada di dunia ini."
"Haha menarik."
Kekuatan Toron adalah 80 poin ditambah 20 poin jadi 100 poin. Sedangkan kekuatanku adalah 79 poin ditambah stat hasil pembagian 67 poin, jadi 146 poin. Seharusnya aku lebih kuat, tapi stat tidak selamanya menjadi pacuan.
Toron kembali mengayunkan pedangnya dan kami saling beradu serangan.
TRIIING ... TRAAANG ... TAAANG ... TRIINGG ... BUAAK ...
Pukulan terkahir Toron berhasil mengenai mukaku. Aku terhuyung dan ...
WUUSS ...
Tebasan pedang Toron berhasil kuhindari. Aku berguling dan berlari menjauh. Aku berlari menuju air mancur yang ada di belakang rumah ini. Tapi di sana banyak penjaga. Aku ayunkan pedangku dan gelombang anginnya berhasil menyingkirkan mereka semua.
WUUSS ... TRIIING ...
Seseorang dengan zirah besi menyerangku dari depan. Tapi aku berhasil menahannya walau dengan refleks. Aku lancarkan tendangan ke arah perutnya.
TAANG ...
Kakiku sakit, serius. Aku berhasil mendorong kesatria itu dengan meninggalkan penyokan di baju besinya. Kesatria itu melepas semua zirahnya, entah karena tak nyaman dengan penyokan di baju besinya atau apa. Tapi ternyata dia wanita.
"Menyerahlah, penyusup!" ucapnya sambil menodongkan pedang ke arahku.
Ya ampun, siapa lagi sekarang?
Nama: Sima Arcana Fidle
Ras: Manusia
Usia: 20
-
Kekuatan: 76/100
Ketahanan: 80/100
Kecepatan: 67/100
Mentalitas: 60/100
Keterampilan: 70/100
-
HP: 15200/15200
MP: 5010/5010
Stamina: 10050/10050
-
Kondisi: Normal
Skill: -Kekuatan, -Penguat
>Tugas<Bagaimana sekarang? Apa dia akan paham jika aku jelaskan?
WUUS ...
Aku menunduk menghindari ayunan pedangnya dari kanan ke kiri. Dia melanjutkan tebasannya dan aku berguling ke kanan.
"Tunggu, aku tak punya urusan denganmu."
"Simpan penjelasanmu."
Dia tak mau mendengarkan. Dia hendak menebaskan lagi pedangnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jiwa yang Terikat
FantasyKematian yang tak masuk akal dan kebangkitan yang lebih tak masuk akal. Dunia lain? Apa benar hal itu nyata?