Aku bersiap di pintu area ini yang sebelumnya aku tutup dengan sihir tanah milik Siro. Di luar sana pasti banyak salamander kecil yang menunggu. Aku gunakan tombak cahaya dan melemparkannya ke arah dinding tanah yang menutup jalan keluarnya.
DUAR ...
Ledakan kecil tercipta dan jalan terbuka. Dengan siaga aku melangkah keluar, tapi tak ada salamander diluar sini. Baiklah, aku juga tak perlu membuang waktu untuk memburu mereka. Aku coba ikuti jalan dan langsung menemukan sebuah lorong turun. Semoga ini jalan yang benar.
Aku segera masuk ke sana dan berjalan turun. Setelah cukup lama berjalan, aku merasakan semilir angin dari bawah sana. Aku lanjutkan saja langkahku sampai ada cahaya yang cukup terang. Sampai akhirnya aku tiba di lantai 5, tapi apa-apaan ini?
Tempat ini adalah hutan. Aku di dalam dungeon kan? Tapi hutan lebat ini seperti aku sedang ada di permukaan. Lalu, cahaya dari mana ini? Anginnya juga. Aku benar-benar merasa seperti sedang di luar dungeon. Aku melempar pandanganku ke setiap arah dan melihat ada genangan air di sana. Aku ke sana untuk membasuh diriku yang penuh dengan darah.
Aku membuka pakaianku dan berendam sejenak. Rasanya sangat nyaman. Jika diingat, berarti aku belum mandi sejak pertama masuk dungeon ini yah. Sudah berapa hari yah aku di dalam dungeon ini? Aku coba cek tugasku. Sisa waktuku untuk tugas ini tinggal 17 hari. Berarti sudah 13 hari aku di dalam sini. Yah lumayan cepat sih. Aku istirahat sejenak sembari menenangkan pikiranku di genangan air ini. Sampai tak terasa, aku mulai terlelap.
~ ~ ~ ~ ~
~ ~ ~ ~ ~
~ ~ ~ ~ ~
"Bawa Tuan Putri ke tempat yang aman!"
"Keselamatan Tuan Putri adalah prioritas."
"Ini perintah dari Raja, bawa Tuan Putri pergi dari kerajaan. Peperangan ini, tak akan berakhir dalam waktu dekat."
"Tidak! Aku ingin membantu, aku bisa sihir."
"Tuan Putri, kumohon mengertilah. Yang Mulia Raja ingin Tuan Putri tetap selamat."
"Tapi ...."
DUAAR ....
"AAAAA!!!" tanpa sadar aku berteriak.
Aku masih berendam di genangan air ini. Tapi apa tadi? Mimpi? Kenapa terasa sangat nyata? Tuan Putri? Perang? Kerajaan? Aku memegangi kepalaku yang tiba-tiba pusing dipenuhi banyak pertanyaan dari mimpi anehku tadi. Soalnya aku hampir merasa kalau kejadian itu benar-benar nyata. Menyebalkan, aku benci hal membingungkan seperti ini.
Aku keluar dari genangan air ini dan mulai memakai pakaianku. Kulitku sampai keriput semua. Berapa lama aku berendam? Saat aku cek tugasku, sisa waktuku tinggal 15 hari. Buset, aku tertidur selama 2 hari? Serius? Apa tubuhku tidak kedinginan selama 2 hari berendam? Saat aku ingat, sepertinya aku memiliki skill ketahanan dingin hasil dari pembagian skill. Mungkin karena itu aku tak kedinginan. Tapi tidur sampai 2 hari, apa iya aku selelah itu?
Setelah selesai berpakaian, aku kembali duduk sejenak untuk mengisi perut. Tapi ternyata semua bekalku sudah berjamur. Pak tua itu pasti sengaja memberiku makanan yang tak tahan lama. Dia yang menyuruhku masuk dungeon dengan jangka 30 hari, tapi tak memberitahuku untuk membawa bekal dan memberi bekal yang tak tahan lama. Menyebalkan. Aku coba mengigitnya dan rasanya benar-benar tidak enak. Bahkan aku tak sanggup mengunyahnya. Aku lepehkan lagi makanan itu dan membuang sisanya.
Dari pada aku kesal sendiri, aku ambil Siro dan Kraka dari inventori. Aku akan coba memperbaiki mereka.
"Bos, aku tak yakin bisa membantu di pertarungan." ucap Siro.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jiwa yang Terikat
FantasyKematian yang tak masuk akal dan kebangkitan yang lebih tak masuk akal. Dunia lain? Apa benar hal itu nyata?