Assalamualaikum guys. Alhamdulillah hari ini aku bisa up lagi. Semoga kalian suka yaa
JADILAH PEMBACA BIJAK,INI SEMUA DITULISKAN BERDASARKAN HASIL KARYA PEMIKIRAN DAN KHAYALAN PENULIS!!!.
HAPPY READING ALL!!!"Keluarga yang bahagia adalah surga di dunia."
-bagaskara-🌊 🌊 🌊 🌊 🌊 🌊
Dua hari lalu ayah sudah boleh pulang karena sudah mulai membaik dan hanya perlu beristirahat dirumah. Sementara anin dan ibu tengah sibuk menyiapkan makan malam didapur untuk mereka santap sembari menunggu bagas pulang kerja.
"Assalamualaikum ayah,bunda dan bocilku, ini ada martabak kesukaan bocil." memberi kantong plastik berwarna biru kepada anin.
"Waalaikumsalam." Seru serentak dari keluarganya itu. sambil menyulurkan tangan untuk dicium putra sulungnya itu. Muka anin sangat amat senang dan gembira setelah menerima kantong plastik biru yang berisi martabak manis kesukaannya.
Tanpa berlama lama ia langsung menyantap tanpa menawarkan kepada ayah, bunda maupun mas agas.
Bunda dan ayah hanya menggeleng dan kekeh melihat tingkah konyol dari putri bontotnya itu, sementara agas pergi meninggalkan mereka untuk bersih bersih karna merasa lengket setelah seharian berlalu lalang dibawah terik matahari.
"Hmm seru sendiri tu nin?" seru bunda sambil menyiapkan makan malam yang beberapa menit lagi akan disantap habis.
"Hehe..ayah, bunda gamau?" tanya anin sambil nyengir merasa malu karena jadi pusat perhatian ayah dari tadi.
Bukannya menjawab tawaran dari putri bontotnya ayah malah..
Cup...
Mencium kening putri kecilnya itu.
*
*
*
Mereka pun menyantap kangkung tumis lada hitam serta ayam kalasan khas bunda yang menjadi menu makan malam kali ini. Tak terasa makan malam sudah selesai dan mereka melanjutkan aktivitas mereka masing-masing.
Seperti biasa ayah duduk diteras sambil menunggu kopi buatan ibu, tak lama ibu datang membawa segelas kopi untuk ayah.
"Yah kenapa tiga hari ini melamun terus?" tanya bunda pada ayah.
"Bun umur ayah beranjak kepala lima sudah saatnya untuk menimang cucu, apa bunda ga pengen seperti yang ayah bilang?" sambil memandangi taman rumah yang mereka urus semasa waktu luang saat weekend.
"Yah jodoh itu ga bisa ditebak biarin Anin dan Abyan mencari jodohnya sendiri. Mereka sudah besar yah. Pernikahan itu bukan siapa yang paling cepat yah." ucap bunda.
"Ini bukan soal pernikahan Bun." ucap ayah singkat.
Bunda hanya bisa diam mendengarkan lisan yang diucapkan ayah.
**
*
Ayah dan bunda memanggil Anin untuk mengobrol tentang niat baik Abyan yang ingin meminangnya.
Semuanya sudah kumpul ada ayah, bunda, Anin dan mas agas sengaja dipanggil untuk membincangkan soal pinangan Abyan ke Anin.
"Ada apa sih yah, agas capek mau istirahat ni."
"Tau ni Bun yah ada apa sih manggil kita segala biasanya juga berdua kaya remaja lagi pacaran hahaha."
"HAHAHA ada ada saja adek ni." ujar semua orang.
"Ayah kumpulin kalian disini cuma mau tau jawaban atas keputusan kalian."
Semua tampak serius setelah ayah memulai percakapan setelah bersenda gurau tadi.
"Ayah sudah jalan kepala lima, ayah sudah waktunya untuk menimang cucu".
"Ayah sudah mendapatkan calon suami untuk Anin yang akan melanjutkan tugas ayah untuk menuntun ke jalan Allah dan menjaganya." ucap ayah.
Sontak mereka langsung diam setelah mendengar ucapan dari ayah barusan
"Nin, ga keberatan kan sama kesepakatan Bunda dan Ayah barusan? bunda yakin Anin bisa belajar untuk menerimanya." ucap bunda.
Anin menghela nafas panjang dengan cukup perlahan.
"Sesuai janji Anin bun, Anin nerima semua kesepakatan ayah dan bunda, karena Anin yakin semua keputusan yang bunda dan ayah sepakati itu terbaik untuk Anin kedepannya." ucap Anin sambil memeluk bunda.
Anin emang anak yang penurut sama Bunda dan ayah. Ia juga ga keberatan sama semua keputusan dan kesepakatan ayah bunda yang berkaitan dengannya, selagi itu yang terbaik menurut ayah dan bunda untuk Anin.
"Mas, kamu ga keberatan kan kalo adik kamu menikah duluan." tanya bunda sambil menoleh ke Bagas.
"gapapa Bun, Bagas ga keberatan kok, lagi pula inikan yang terbaik menurut bunda dan ayah untuk Anin." ucap Bagas sambil tersenyum manis.
Ayah dan bunda cukup lega setelah mendengar jawaban dari Anin dan agas perihal ini.
Bugh...
"Terimakasih ya, kalian sudah mau menjadi yang terbaik untuk ayah dan bunda selama ini, ayah bangga punya kalian." ucap ayah sambil memeluk kedua anak kesayangannya.
"Ayah.. ga perlu bilang makasih, ini itu udah kewajiban Anin dan mas agas untuk membahagiakan ayah dan bunda, ia kan mas?"
"Iya yah, Bun.. ini itu udah jadi kewajiban kita. Kalian itu surga menurut agas, karna kebahagiaan dalam keluarga sama dengan surga di dunia." ucap agas spontan membuat semuanya terharu dan suasana menjadi senduh seketika.
Tak lama bunda menyusul untuk memeluk mereka juga.
Mereka saling berpelukan diteras rumah.
🌊 🌊 🌊 🌊 🌊 🌊 🌊 🌊 🌊 🌊
haii, vote and komen ya manteman, jangan lupa follow akun ini, eh ga maksa sih, siapa yang mau aja
see youu
ig:dumpwattpad_
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku tak membenci laut
Short Story"Anin, cukup jangan berlarut larut terjebak diruang bayang kematianku." "Maka dari itu, Aku katakan bahwa Abyan milik Anin seorang, sudah dipeluk erat oleh lautan."