11.🌊 Berlarut-larut

20 0 0
                                    

Assalamualaikum guys.
Alhamdulilah hari ini aku up lagii, semoga kalian suka ya di part inii.

JADILAH PEMBACA BIJAK, CERITA INI DITULIS BERDASARKAN HASIL KARYA PEMIKIRAN DAN KHAYALAN PENULIS!!!.

HAPPY READING ALL!!!

"Kau hanya perlu menjaga yang sudah ada, dan melupakan yang sudah pergi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kau hanya perlu menjaga yang sudah ada, dan melupakan yang sudah pergi."

-abyan-

🌊 🌊 🌊 🌊 🌊 🌊 🌊 🌊 🌊

Pagi ini cuaca sedikit mendukung dari lagi sebelumnya.

Drtt..

Drtt...

Drttt...

Suara dari hp Anin yang terletak dimeja kamar pun bergema. Panggilan masuk dari mas agas membuat Anin heran kenapa masnya itu menelpon ia sepagi ini.

"Assalamualaikum hiks.."
isakan tangis dari balik telepon membuat Anin heran.

"Waalaikumsalam, ada apa mas kok nangis kaya anak kecil aja pake nangis rindu ya sama adikmu yang cantik ini.." jawab anin bercanda dibalik telpon.

"A-ayah dek hiks...hiks.." ucap mas agas terbata-bata.

"Ayah kenapa mas?!!" jawab anin dengan tegas.

"Ayah sudah gak ada, ayah udah ninggalin kita semua untuk selama lamanya hiks.." ucap mas agas dari balik layar telepon.

Sontak membuat Anin menangis histeris dan tak bisa berkata kata lagi.

"Haaaaaaaa....Ayahhhh...." isak tangis pecah..

Suara tangis Anin sontak buat Abyan kaget dan langsung berlari menuju sumber suara itu. Lalu Abyan mengambil ahli telepon dari mas agas.

"Hallo assalamualaikum ada apa mas?" tanya Abyan pada mas agas dibalik telepon dengan cepat.

"W-waalaikumsalam by, a-ayah..ayah udah gadaaa...hiks.." jawab mas agas lewat telpon itu.

"Innalilahi wa innailaihi rojiun. Yaudah mas ini kami segera kesana. Assalamualaikum."

"iya by, waalaikumsalam."

tutt..tuttt...

Abyan mematikan telpon dari mas agas.

Abyn mematikan telpon.
Sontak Abyan langsung memeluk anin tanpa aba aba.

"Sabar sayang.." ucap Abyan memeluk anin.

Tak ada jawaban dari Anin, hanya ada isakan tangis yang dari tadi tak kunjung henti.

"Ayah udah nungguin putrinya, ayok siap-siap ya." ajak abyan sambil menita Anin.

Anin mengangguk perlahan disertai dengan deraian air mata yang terus-menerus netes dari kelopak matanya.

Aku tak membenci lautTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang