Ratu SVX

3 1 0
                                        

BRAKK

“Apa apaan sih lo gebrak gebrak meja kayak gitu! Kaget tau.” sungut Afi yang terlonjak kaget dengan tangan yang berada diatas dadanya. “Jantung gue,” lirihnya

Berbeda dengan Afi, Elyn bersikap tidak peduli walaupun dia juga kaget. Menurutnya Afi itu lebay.

“Hehehehehe maap yah, soalnya gue lihat kalian asyik banget. Kenalin nama gue Vino panggil ayang juga gpp.” tangan pria itu terulur bermaksud untuk berjabat tangan, dengan senang hati Afi meraihnya.

“Gue maafin lo, tapi lo haru traktir kita berdua.” tawar Afi seraya melepas tautan tangannya

“Ck baru juga kenalan.” ucap Vino kemudian dia beralih ke arah samping Afi, “Ekhem! gue Vino, nama lo siapa?” tanyanya

Merasa diajak bicara Elyn pun mendongak keatas melihat Vino yang berdiri dihadapannya dengan senyum yang merekah. “Elyn.” jawab Elyn kembali menunduk tak meraih tangan Vino

Vino yang mendapatkan perlakuan seperti itu hanya tersenyum kikuk, tangan yang dia gunakan untuk berjabatan sebelumnya kini digunakan untuk menggaruk tengkuknya. Jujur saja Vino tidak pernah diperlakukan seperti itu, ini yang pertama. Biasanya orang orang akan menyambut dirinya karena sifatnya yang mudah bergaul.

“Eh Vino lo udah kenalan sama semua temen kelas kita?” tanya Afi

“Iya, lo berdua yang terakhir,” Afi mengangguk kini atensinya beralih ke Elyn yang masih setia memainkan handphone miliknya.

“Lyn,” panggilnya

“Elyn!” masih tak ada sahutan dari temannya itu, berniat untuk memanggilnya lagi namun ia urungkan saat Elyn berdiri disampingnya dan berlari keluar kelas.

“Lah kenapa tuh bocah?” gumam Afi bergegas menyusul Elyn

“Gue ikut! Tungguin!” teriak Vino yang ikut berlari mengekori Afi

Sepanjang perjalanan koridor tampak sepi hanya terlihat beberapa murid yang masih berada disekitar koridor. Berbeda dengan lapangan yang terlihat sangat ramai, hingga Elyn, Afi dan Vino harus berdesak desakan untuk melihat apa yang sedang terjadi.

Setelah berada dibarisan depan, terlihat seorang cowok yang dibully yang duduk di tanah. Cowok yang berpenampilan cupu, seragam yang basah, kacamata yang patah serta bau amis yang tercium, sangat mengenaskan. Elyn memicingkan matanya melihat lambang dibaju disebelah lengan kanan anak itu, “Kelas 10,” gumamnya

Terdengar bisikan bisikan mengenai gadis itu, bagaimana kekejamannya, bagaimana berkuasanya.

“Aduhh dia anak baru kan?”

“Walaupun dia anak baru tapi kalau udah ganggu si ratu kita gak akan selamat.”

“Gimana kak Dareen bisa suka sama tuh iblis kalau tingkahnya kek gitu,”

“Korban terakhir mereka sampai masuk rumah sakit loh!”

Elyn menoleh kearah Afi yang diam mematung mengetahui apa yang dipikirkan temannya itu. Ia menutupi tubuh Afi sedikit dengan menggunakan tubuhnya.

“Kejam banget,” sahut Vino

“INGAT LO SEMUA! KALAU GAK ADA YANG MAU BERNASIB SEPERTI ANAK INI MAKA JANGAN GANGGU GUE!” teriak seorang wanita dengan seragam yang tak rapih tak lupa make up yang tebal menghiasi wajahnya.

“GUE JASMINE ANANDA GAK AKAN NGELEPASIN MANGSA GUE!” lanjutnya

PROK PROK PROK

Suara tepukan tangan berasal dari belakang Elyn, seluruh atensi beralih kepada seorang wanita yang sedang tepuk tangan. Tanpa arahan murid murid membukakan jalan untuk wanita itu.

Aizaputri Evelyn Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang