ENAM-DAPHNEY FAMILY

34 3 0
                                    

Enam

Barbie masuk ke ruangan privat dengan digandeng oleh Amaya, anak itu sudah mengganti pakaiannya.

Arusu menatap Barbie dengan seksama, anak itu memakai dress berwarna merah, bagian depannya berada di atas lutut sedangkan bagian belakangnya sampai ke mata kaki, roknya kembang dengan hiasan berupa bordir yang cocok untuk anak seumurannya.

Arusu tersenyum puas. "Ini baru benar," katanya. "Ayo duduk dulu, cantik," lanjut Arusu.

Barbie duduk di tempatnya tadi, begitupun dengan Amaya yang duduk di sebelah Casildo. Setelah pembicaraan kedua suami istri itu, Casildo kembali lebih dahulu, sedangkan Amaya menunggu kedatangan Barbie di luar ruangan.

Pintu ruangan itu kembali terbuka dan beberapa orang masuk ke dalamnya.

"Selamat siang," sapa Meesam, salah satu orang yang baru tiba, tamu khususnya Arusu.

Keluarga Daphney menjawab sapaan dari Meesam lalu mempersilahkan agar keluarga Byakta ikut duduk dengan mereka setelah kedua keluarga itu bersalaman.

"Sepertinya kami datang terlambat," ucap Fay.

"Tidak, kami yang datang lebih awal dari waktu yang sudah kita tetapkan," balas Arusu dengan lembut.

"Kita langsung pesan makanan?" tawar Casildo, karena memang seharusnya makan terlebih dahulu baru berbincang agar lebih santai, selain itu Casildo ingin agar pertemuan ini cepat selesai.

"Iya, boleh," jawab Fay.

Casildo memanggil beberapa waiters yang berdiri tidak jauh dari mereka, setelah semua orang selesai memesan makanan, para waiters itu langsung pergi menyisakan dua orang waiters yang masih tetap berada di ruangan.

"Dimana kedua anak laki-laki Anda Tuan Byakta?" tanya Arusu pada Meesam untuk mulai membuka obrolan.

"Mereka menginap di rumah neneknya, karena itu kami hanya membawa Ochi," jawab Meesam lalu mengusap punggung putrinya dengan bangga.

"Apa kabar Ochi?" tanya Arusu pada anak perempuan yang berusia sepuluh tahun itu.

"Baik, Madam," jawab Ochi.

"Jangan panggil Madam, panggil saja Oma, seperti Barbie," kata Arusu.

Ochi mengangguk lalu menoleh ke arah anak kecil yang duduk di sebelahnya. "Ini Barbie?" tanyanya.

"Iya, Ochi, ini Barbie. Apa kamu ingat, ketika Barbie lahir kamu datang untuk melihatnya," jawab Arusu.

Ochi menggeleng ragu, rasanya dia tidak ingat, Ochi hanya mengenal Barbie karena papinya pernah mengatakan bahwa nama anak rekan kerjanya adalah Barbie.

Arusu mengode Barbie untuk memperkenalkan dirinya dan untung saja anak itu memahami kode tersebut.

"Nama aku Barbie, Kak," kata Barbie mengenalkan dirinya.

"Panggil eonni aja," pinta Ochi. "Eonni Ochi," sambungnya.

Barbie menuruti permintaan Ochi.
"Iya, eonni."

Barbie tersenyum sambil memperhatikan Ochi yang menurutnya begitu cantik, Ochi pun memperhatikan Barbie dan menganggap anak itu sangat cantik, cocok sekali dengan namanya. Barbie.

Kedatangan beberapa waiters yang membawa makanan mengalihkan perhatian kedua anak itu dari kegiatan saling tatap mereka.

"Ayo, makan dulu."

🐰🐰🐰

"Jadi kita langsung ke pembahasan saja, ya?" tanya Fay tanpa basa-basi ketika mereka semua sudah selesai memakan makanan yang tadi dipesan dan meja mereka juga sudah dibersihkan, hanya ada gelas masing-masing yang berisi minum dan dua cup es krim milik Ochi dan Barbie.

Daphney FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang