DUA PULUH LIMA-DAPHNEY FAMILY

18 2 0
                                    

Dua puluh lima

Kalau kau tidak mau bekerja sama, maka aku akan melaporkan perbuatanmu ini pada mama

Kalimat yang diucapkan Amaya terngiang-ngiang di pikiran Helcia, jika dipikir lebih lanjut, ucapan Amaya itu seharusnya tidak perlu dia pikirkan, apalagi sampai membuatnya takut dan berakhir dengan menuruti ucapan Amaya. Namun, kenyataannya Helcia memang takut pada Arusu, takut jika wanita yang telah melahirkannya itu akan marah dan bertindak di luar pikirannya.

Mama mau kamu turutin ucapan Mama

Jangan melawan kamu!

Kamu bisa nggak sih, nggak usah buat masalah? Nurut sama Mama apa susahnya?

Kenapa kamu tidak bisa seperti abang kamu?

Kamu itu keturunan keluarga Daphney, sudah seharusnya banyak hal yang kamu kuasai! Jangan banyak ngeluh!

Gagal lagi?

Kalah lagi?

Kapan kamu menangnya Helcia?!

Jangan buat Papa malu! Dengar kamu?

Puas kamu buat Mama malu?

Kamu harus terima perjodohan itu!

Kalimat-kalimat itu terus terulang membuat Helcia merasa sesak. Air matanya mendesak untuk turun, tetapi mati-matian gadis itu menahannya. Tidak ada gunanya menangis! Tidak ada!

Gagal.

Satu tetes air mata Helcia berhasil mengalahkan pertahanan gadis itu, diikuti tetesan lain yang membuat pertahanan Helcia benar-benar kalah. Dia menangis tanpa suara, menangisi semua kenangan menyakitkan yang tiba-tiba datang ke ingatannya.

"Sialan!" maki Helcia seraya mengusap air matanya dengan kasar, dia tidak boleh seperti ini, Arusu akan senang melihatnya frustasi begini. Lebih baik Helcia memasang wajah angkuh seperti biasanya daripada harus terlihat tidak berdaya seperti ini, orang-orang akan lebih mudah untuk menindasnya.

Helcia berjalan ke balkon kamarnya, tetap berada di kamar membuatnya merasa sesak, lebih baik dia mencari udara segar meskipun hanya sebatas di balkon kamarnya sendiri.

Dapat Helcia lihat Arusu masuk ke dalam mobil, tidak lama kemudian mobil itu pergi meninggalkan rumah. Entah kemana tujuan mamanya itu, Helcia tidak peduli, lagipula itu bukan urusannya.

Helcia termenung ketika terlintas sebuah ide di kepalanya, mumpung Arusu sedang tidak ada di rumah, dia bisa segera pergi, kesempatan baik ini tidak datang dua kali. Casildo sedang bekerja, Amaya pasti sibuk begitupula dengan keponakannya. Ini kesempatan bagus yang tidak boleh dia sia-siakan.

Helcia mengambil tas selempang tanpa memilih dulu seperti biasanya, lalu mengisi tas itu dengan dompet dan handphone sebelum menuju ke teras rumahnya. Sesampainya di teras, Helcia memanggil seorang supir yang duduk di dekat pos satpam, dan meminta supir itu untuk mengantarnya ke mall.

Dia berusaha bersikap seperti biasa agar tidak menimbulkan kecurigaan pada siapapun.

Sesampainya di mall, Helcia langsung menyuruh supir tersebut untuk pulang dan mengatakan dia akan menelpon jika sudah selesai dengan urusannya, pada awalnya supir tersebut menolak karena takut akan dimarahi oleh Arusu, tetapi Helcia terus memaksa dan mengancam akan melaporkan yang tidak benar kepada Arusu membuat supir itu terpaksa menurut.

Helcia menuju ke arah ATM untuk mengambil sejumlah uang agar dia bisa tetap bertahan, kemudian pergi ke butik yang biasa dia datangi lalu mematikan handphonenya, sengaja mengecoh Arusu dan Casildo yang pasti akan melacak keberadaannya. Setelah itu Helcia keluar dari mall dan naik ke salah satu taksi yang ada di sana.

Kabur dengan persiapan yang tidak matang membuat Helcia bingung harus pergi ke mana, jika dia menginap di hotel, maka akan dengan mudah dia ditemukan. Namun, jika bukan ke hotel, ke mana dia harus pergi? Helcia tidak punya teman dekat, akan aneh jika dia mendatangi rumah teman sekolahnya lalu meminta untuk ditumpangkan beberapa malam.

"Ini tujuannya ke mana ya, Dek?" tanya supir taksi untuk ketiga kalinya.

Helcia yang masih bingung langsung berdecak. "Saya kan udah bilang, Pak, jalan aja dulu, nanti Saya kasih tau ke mana tujuannya, nanti pasti Saya bayar," ucap Helcia dengan kesal.

Supir taksi itu hanya mengangguk, tidak mau meladeni penumpang yang tidak tau tujuan seperti ini.

Tiba-tiba Helcia merenung, apa kabur adalah langkah yang tepat? Jika Arusu dan Casildo menemukannya, dia pasti akan mendapat masalah lagi. Perjodohan yang ingin dia hindari tidak akan batal, keluarganya tidak akan sudi menanggung malu karena batalnya pertunangan. Helcia pun sadar bahwa dia tidak punya kuasa untuk melawan keluarganya, apa yang mereka inginkan pasti akan terjadi.

Di sini, Helcia lah yang akan kalah, kabur ataupun tidak, akhirnya akan sama saja. Mungkin dengan kabur, dia bisa sedikit menenangkan dirinya sebelum menghadapi kemarahan keluarganya. Helcia ingin berlibur sebentar, hanya sendirian, tidak ada orang lain dan dia lah yang akan mengatur hidupnya meskipun hanya beberapa hari.

Ya, Helcia sudah pasrah menghadapi pertunangan itu. Apapun alasan yang akan diberikannya, tidak akan ada gunanya.

🐰🐰🐰

Biasanya, saat liburan bersama keluarga, tujuan liburan mereka adalah ke luar negeri. Mendatangi tempat-tempat bersejarah atau hanya sekedar jalan-jalan di pusat perbelanjaan. Sebelumnya Helcia merasa senang dengan hal itu, dia suka berbelanja, dan pergi bersama keluarganya, akan memuaskan hasrat belanjanya.

Namun sekarang, saat Helcia mendengar suara air yang mengalir melewati bebatuan besar, rasanya lebih menyenangkan dibandingkan mengambil baju baru untuk dia beli. Suasana seperti ini tidak pernah dia rasakan sebelumnya, Helcia tidak pernah mendatangi wisata alam. Ternyata sensasinya berbeda, dan jauh lebih menenangkan.

Wisata alam tidak buruk juga, selama ini Arusu tidak mengizinkannya karena merasa hal ini akan berbahaya untuknya. Helcia yang dulu langsung menurut tanpa banyak protes.

Pengalaman pertama berada di tempat seperti ini membuat Helcia merasa canggung, dia ingin duduk di salah satu batu, tetapi tidak berani karena takut jatuh. Lagipula dia menggunakan flatshoes, sepertinya kurang cocok jika digunakan di sini.

Tempat ini sangat menarik bagi Helcia, dan dia tidak mau pergi dari sini dengan cepat. Helcia masih mau berada di sini untuk beberapa hari lagi. Gadis itu mengambil handphonenya lalu mengaktifkannya kembali, lebih baik dia mengatakan kepada Casildo bahwa dia ingin liburan sebentar, dengan begitu, Helcia tidak akan dianggap kabur dan tidak akan dicari lalu dipaksa pulang.

Aku mau liburan

Itu pesan yang dia kirimkan kepada Casildo. Tidak lama setelah pesan itu terkirim, Casildo langsung menghubunginya.

"Kau di mana?"

Dari nada suaranya saja, Helcia tau bahwa Casildo terdengar kesal, apalagi ini sudah sore dan dia tidak bisa dihubungi. Keluarganya pasti sudah menduga Helcia kabur.

"Aku sedang liburan, tidak jauh dari rumah, jaringan di sini cukup buruk." Helcia mendekat ke arah sungai lalu mengulurkan tangannya ke arah sungai untuk beberapa saat. "Kau dengar suara air, kan? Aku benar-benar lagi liburan, jadi jangan cari aku, aku tidak akan kabur."

"Aku akan menyusulmu!"

"Jangan!" larang Helcia dengan cepat. Liburannya akan berakhir jika Casildo datang ke sini.

"Adrian sedang dalam perjalanan ke sini, kau jangan datang."

🐰🐰🐰

Selasa, 30 Juli 2024

Daphney FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang