5. Bos Sinting

965 204 85
                                    

Haiii ... selamat pagi👋. Semoga kita semua dalam keadaan sehat di hari terakhir tahun ini. Amin. 😇🤲

Mami balik lagi setelah badan agak enakan gegara serangan Covid Omicron. Maaf ya lama baru update lagi. Di saat semua orang berlibur, Mami dan keluarga juga berlibur di dalam rumah. Puji Tuhan, sekarang udah mulai pulih satu-persatu. 😇

Jangan lupa belanja ebook2 Mami ya ... Masih ada diskon akhir tahun sebanyak 20% sampe besok dan pembelian langsung ke Penerbit. Terima kasih. 🙏💙

Happy reading ...

❄❄❄

Edrich Dimitri: Matteo Berrettini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Edrich Dimitri: Matteo Berrettini

Edrich tidak berhenti menatap ke bangku depan dengan mengernyit dan penasaran. Matanya lebih fokus pada bodyguard perempuan yang sedang menyetir itu.

Siapa tadi namanya? Edrich berpikir keras. Ayo, pikir, Ed! Jangan mendadak pikun kamu!

"ELSA!" serunya kegirangan karena akhirnya dia bisa mengingat nama gadis itu.

Gadis itu hanya melirik ke kaca spion depan dengan sikap tenang dan menjawab, "Iya, Pak. Ada apa?"

"Nggak! Saya ngetes nama kamu doang!" jawab Edrich asal.

Dia merasa kesal karena gadis itu sama sekali tidak kaget, apalagi menoleh.

Edrich sedikit kesal sebenarnya karena sikap dingin dan cueknya Elsa. Gadis itu tidak bergeming sama sekali. Malah Edrich yang mulai panas dingin melihat penampilan Elsa dengan t-shirt berwarna hitam polos yang pas di tubuhnya dan celana panjang khas para penjaga keamanan.

"Kamu? Siapa nama kamu?" tanya Edrich pada bodyguard yang duduk di sebelah Elsa.

"Randy, Pak." Pria itu menoleh ke belakang dan mengangguk sopan.

Edrich memutuskan diam dan mengenakan kacamata hitamnya. Dia bersandar sambil menutup matanya dan berusaha untuk tidur.

Tiba-tiba saja telinganya menangkap pembicaraan itu.

"Nanti lo ngekorin Pak Bos turun di lobi ya, El. Biar gue yang markirin mobil di basement."

"Nggak usah, Lus. Biar gue aja yang ngurus mobil," jawab Elsa setengah berbisik.

"Nggak bisa gitu, El. Prosedurnya kan gue yang nyetir dan ngurusin mobil."

"Bisa nggak kita tukeran tempat, Lus?"

Suara setengah memohon yang manja itu membuat Edrich membuka matanya tanpa bergerak sama sekali.

"Nggak bisa, El! Rayuan lo nggak bakalan mempan sama gue!"

Elsa mendengus. "Tulus, lo nyebelin!"

"Iya, nggak apa-apa, El. Yang penting lo nyaman dan aman."

Elsa mendengus lagi. "Kalo aman okelah tapi gue nggak bakalan bisa nyaman dengan bos model dia, Lus."

Love Knows, Love Grows (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang