26, invitation.

9 4 0
                                    

Hari berganti hari dan ini sudah seminggu lebih sejak Julian makan-makan dengan Ayu, Hana dan Juna. Julian belum bertemu lagi dengan Hana sebab seminggu ini dirinya sibuk bekerja. Setiap pagi ia harus buru-buru datang ke klinik, jadi tidak sempat untuk ke rumah Ayu dulu. Makanya akhir-akhir ini Ayu sendiri yang mengantarkan dagangannya kepada Julian di klinik.

Namun meskipun begitu, Julian banyak mendengar kabar tentang Hana dari Ayu. Katanya Hana akhir-akhir ini sibuk mencari info daftar masuk kuliah. Sebenarnya Hana terlambat untuk daftar sebab bulan ini sudah banyak perguruan tinggi yang masuk tahun ajaran baru. Tapi tidak menutup kemungkinan masih ada perguruan tinggi yang masih membuka pendaftaran jalur mandiri. Kalaupun tidak ada, mungkin Hana akan menunda kuliahnya untuk satu tahun lagi. Waktu satu tahun ke depan akan Hana gunakan untuk bekerja, mengumpulkan uang sambil belajar untuk tes masuk perguruan tinggi.

Ayu juga bilang kalau Julian tidak perlu khawatir soal Hana. Adik Ayu itu sekarang sudah benar-benar taubat dan fokus memikirkan soal kuliahnya. Ayu juga bilang kalau Hana dibantu temannya untuk mencari info perkuliahan. Meskipun Ayu, bahkan Julian tidak tahu siapa teman Hana itu. Tadinya Julian merasa bersalah karena saking sibuknya, ia tidak ada waktu untuk menolong Hana mencari info soal perkuliahan. Namun setelah tahu kalau Hana sudah ada yang membantu, Julian sedikit lega.

Oleh karena itu, saat ini Julian bisa menyantap makan siang dengan nikmat. Meskipun hanya makan makanan yang ada di kantin bersama beberapa rekan kerjanya, kalau perasaannya dalam kondisi baik, makanan apapun jadi terasa nikmat.

“Jul, sebat dulu hayu!” ajak salah satu rekan kerjanya setelah mereka selesai makan.

Julian melirik jam di ponselnya. Masih ada sisa waktu istirahat 15 menit lagi, jelas itu waktu yang lebih dari cukup untuk menyesap satu batang rokok. Maka Julian pun bangkit dari duduknya dan mengangguk. “Ayo, dok,” kata Julian. Ia berusaha untuk tetap sopan pada rekan kerjanya itu dengan memanggilnya 'dok', mengingat kalau Julian adalah dokter paling muda di klinik dan rekan kerjanya itu seniornya.

Lantas keduanya berjalan keluar dari kantin menuju bagian depan klinik, di mana ada tempat yang memang khusus diperuntukkan untuk merokok.

Namun di tengah perjalanan, Julian merasakan ponselnya bergetar di dalam saku celana scrub-nya. Ia merogohnya dan mengintip layar ponselnya. Mengetahui kalau ternyata ada telepon masuk dari ayahnya, Julian langsung tercekat. “Dok, duluan aja. Saya angkat telepon dulu,” kata Julian.

Okay,” jawab rekan kerja Julian. Lantas ia terus berjalan dan pergi lebih dulu dari pada Julian.

Sedangkan Julian diam di lorong klinik, di antara beberapa ruang praktik yang sedang sepi karena memang ini jam istirahat. Ia mengangkat telepon dari ayahnya dengan perasaan waswas, takut kalau kali ini pun ia akan bertengkar dengan ayahnya seperti biasanya.

Julian menarik napas panjang kemudian membuangnya. Lantas ia pun menempelkan ponselnya ke telinga kiri setelah menggeser tombol hijau di layar. “Halo ayah?” tanya Julian sebagai pembuka.

Arsen di seberang sana menjawab, “halo Julian. Lagi ngapain?”

“Abis makan siang,” jawab Julian.

“Berarti ayah nelpon kamu gini gak ganggu ‘kan?”

Julian bergeming sebentar. Kalau ayahnya menanyakan apakah mengganggu atau tidak, mungkin ini akan jadi obrolan yang cukup panjang. “Enggak kok, yah. Kenapa?” tanya Julian. Ia duduk di salah satu kursi tunggu karena keyakinannya ini akan menjadi obrolan yang cukup panjang dan Julian tidak mau kakinya pegal.

“Ayah cuma mau ngobrol aja.” balas Arsen. “Kata Rinjani, kalian ngopi bareng, ya, beberapa hari yang lalu?”

Ah … ternyata soal Rinjani. Julian cukup lega karena tadinya Julian berpikir mungkin ayahnya menelepon dirinya untuk menanya-nanyai soal pekerjaannya. “Iya, yah. Kalo gak salah udah seminggu lebih Julian ketemu mama,” balas Julian. Ia ingin menunjukkan pada ayahnya kalau sekarang ia sudah menerima Rinjani sebagai mamanya.

LOCOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang