12, Kiss is The Truth.

45 6 3
                                    

Ayu merasa lelah setelah pulang bekerja. Tetapi rasa lelah di tubuhnya tidak ada apa-apanya dibanding hatinya yang terasa sakit. Ia dengan jelas mendengar Julian menyatakan perasaannya dan yang membuat hati Ayu terasa sakit adalah ia tidak bisa membalasnya.

Dibaringkannya tubuh lelahnya di atas tempat tidur, lalu ia memandangi langit-langit kamarnya dengan tatapan kosong. Pikirannya kacau dan tiba-tiba saja matanya terasa panas. Dalam posisi terlentangnya, ia dapat merasakan air mata yang awalnya tergenang, yang menjadi sebab utama matanya terasa panas, tiba-tiba saja turun membasahi pelipisnya.

'Gue suka sama lo. Ayu, gue deketin lo karena gue suka sama lo,' kalimat Julian itu terus-terusan memenuhi isi pikiran Ayu. Saat mengatakan itu, Ayu tidak tahu bagaimana raut muka Julian. Apakah Julian menyatakannya dengan ekspresi jahilnya yang lucu bak anak kucing? Ataukah ia menyatakannya dengan muka serius dan menunggu jawaban dari Ayu? Namun, alih-alih memberi Julian jawaban, Ayu malah meninggalkan Julian begitu saja.

Mendadak Ayu merasa dirinya pengecut. Ia tidak bisa membalas perasaan Julian tetapi ia tidak mampu untuk menolaknya. Setidaknya Ayu harus berterima kasih bukan sebab Julian telah menyukainya, di saat Ayu sendiri tidak tahu apakah dirinya pantas untuk disukai.

Ayu meraba-raba tempat tidurnya untuk mencari ponsel. Begitu telapak tangannya berhasil menemukan benda itu, Ayu segera mencari kontak Julian dan memandanginya untuk waktu yang lama. Meskipun sulit, pada akhirnya Ayu mengetik pesan untuk Julian.

***

Ini kali kesepuluh Julian membaca pesan yang Ayu kirim

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ini kali kesepuluh Julian membaca pesan yang Ayu kirim. Hatinya jelas terasa perih tetapi ia lebih tidak mengerti dengan sikap Ayu. Julian yakin, sebelum Ayu tiba-tiba menjauhinya, gadis itu memberi Julian sinyal balik. Namun ternyata ia salah, Ayu tidak pernah suka padanya. Oleh karena itu, Ayu menolak perasaannya.

Kali kesebelas Julian membaca pesan Ayu, ia menimbang-nimbang apakah ia harus menerima permintaan Ayu untuk pura-pura tidak kenal padanya? Ia juga tidak mengerti mengapa Ayu meminta hal seperti itu. Apakah mereka tidak bisa berteman saja? Kalau hubungannya dengan Ayu menjadi sekadar teman, Julian bisa bersikap biasa saja pada gadis itu. Meskipun Julian tidak tahu, kapan ia akan berhenti suka pada Ayu.

Sepertinya memang itu alasan Ayu menyuruhnya untuk pura-pura tidak kenal, agar Julian bisa dengan cepat melupakan perasaannya pada gadis itu. Baiklah, Julian akan mencoba untuk menuruti permintaan Ayu.

Namun Julian sebenarnya tidak tahu. Ia tidak tahu apakah ia mampu menerima permintaan Ayu. Ia memang bertekad akan menuruti permintaan Ayu untuk pura-pura tidak mengenalnya. Ia bahkan menambahkan tekad untuk tidak menemui Ayu sampai hatinya sembuh. Namun, apakah ia mampu?

Orang-orang akan berpikir kalau tidak terjadi apa pun pada Julian. Ia masih bisa tertawa karena lelucon yang Ajuy buat saat ia dan kelima teman kosnya berkumpul untuk makan. Ia masih bisa fokus memeriksa dan merawat pasien di klinik. Ia masih menyempatkan waktu untuk mempelajari kasus pasien yang baru ia temui setelah pulang bekerja. Ia juga tidak melupakan kebiasaannya mendengarkan lagu LOCO saat ia mandi.

LOCOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang