Struggle for the Elemental Throne (Hiatus)

10

Del itu Jessi jangan biarkan mendengkur terlalu keras"ucap Shani berbisik pelan, Adel perlahan mulai mendekatkan tangannya menutupi hidung Jessi.

"ka Chika jangan gerak gerak, bisa diem ga si"ucap Freya yg jengah melihat Chika yg terus menerus bergerak kesamping ke kanan dan kekiri.

"Tempat aku berbaring sepertinya ada hewan kaki seribu fre" ucap Chika yg merasakan sesuatu merayap ke lengan kanan nya.

semakin lama mereka diam semakin banyak binatang melata yg merayap ketubuh mereka, dari kelabang yg sekarang berada di muka Zee dan lintah besar yg kini merayap di kaki Shani, serta kaki seribu yg mulai merayap ketubuh Chika dan Freya, banyak kumbang kumbang beracun yg mulai mendekati mereka, Adel hanya santai saja setiap hewan yg merayap ketubuh nya pasti akan hangus, Adel diam diam mengeluarkan cakra nya untuk menaikan suhu tubuhnya Hinga 100 derajat Celcius, tangan Adel yg masih berada di wajah Jessi membuat Jessi menjerit kepanasan wajahnya serasa terbakar, hidungnya Serasa menjadi abu, teriakan dan gerakan Jessi membaut hewan raksasa yg lama memantau mereka langsung keluar dan menyerang mereka.

"sittttt apa yg kau lakukan Adel wajahku serasa terbakar" ucap Jessi marah, tapi amarahnya seketika redup mendengar suara keras di sertai hewan raksasa yg berlari ke arah mereka.

"sialan"umpat mereka kompak.

serempak mereka terbangun dari tidurnya dan berhamburan berlari ke sembarang arah, babi berukuran raksasa mengamuk dan menyerang mereka, taring yg begitu tajam dan besar bisa merobek daging musuhnya, jika babi itu  menubruk manusia sudah di pastikan manusia itu akan remuk dan hancur.

"bagai mana mungkin ada hewan sebesar itu di hutan ini"umpat Adel yg kini berada jauh di atas sebuah batu yg amat besar dan tinggi, Adel bisa melihat babi itu mengamuk dan menghancurkan pepohonan sekitar dan batu yg di pakai tempat istirahat kini telah bergelinding jauh ke jurang.

"buktinya babi sebesar itu ada, apa yg tidak mungkin di dunia ini" ucap Zee yg berada di sebelah Adel.

"kenapa babi itu sangat marah, padahal kita tidak mengganggu nya" ucap Shani yg bersembunyi di balik air terjun bersama Jessi.

"mungkin saja babi yg Chika bawa itu anak nya, karna dari rasa dan tekstur daging nya begitu lembut dan mudah untuk di potong" jawab Jessi yg masih mengipasi wajah nya yg masih memperlihatkan bekas telapak tangan Adel di wajah nya yg masih memerah.

"tapi babi yg Chika bawa sangat besar sekali seperti babi dewasa" ucap Shani.

"ck, lihat lah babi yg mengamuk itu apa itu babi gurcaci, bukan kan itu babi raksasa"ucap Jessi berdecak kesal.

"Freya, Gracia gimana ini, babi raksasa itu masih mengamuk" ucap Chika yg tidak membawa senjatanya, senjata yg Chika bawa di simpan di dekat peristirahatan mereka tadi, Chika hanya membawa beberapa pisau kecil.

"harusnya ka Chika senang, ka Chika bisa sarapan pagi nanti dengan babi raksasa, sepertinya babi yg ka Chika buru tadi, itu anak babi raksasa yg sekarang ngamuk ngamuk, sonoh ka chika tanggung jawab"ucap Freya mendorong tubuh Chika agar Chika menghabisi babi itu.

"kau memang benar Freya, Chika kau harus memburu babi itu untuk sarapan kita nanti pagi"ucap Gracia sembari melemparkan sebuah pedang berukuran cukup besar dan panjang.

dengan sigap Chika menangkap pedang yg Gracia lemparkan, sudut bibir nya terangkat, jiwa pemburunya muncul di saat seperti ini, Freya sangat tau Chika adalah seorang pemburu yg mahir dan hebat, di perguruan nya Chika bukan hanya di kenal orang yg cantik dan mahir dalam berbagi mengunakan senjata, tetapi Chika juga ahli dalam memburu, bahkan jika gurunya ingin berburu selalu saja Chika yg akan di ajak nya, Chika pernah berburu harimau yg berukuran besar pada usianya yg masih belasan tahun.