"Semua orang bisa menyembunyikan sisi lain dalam diri mereka" ucap Aran membuat yang lain menatap ke arahnya.
"Aku bisa melihat mereka punya kepribadian dan sifat yang berbeda-beda, aku tidak bisa menyimpulkan banyak hal tentang hal itu. Satu hal yang dapat kita lihat dari mereka adalah, bagaimana cara mereka memimpin ras mereka. Dengan begitu kita bisa melihat baik dan buruk nya mereka bisa kita lihat dari cara mereka memimpin dan yang di pimpin nya" ucap Aran.
"Karena baik dan buruknya seorang pemimpin bisa di lihat dari rakyat yang mereka pimpin. Aku punya kekaguman tersendiri kepada masing-masing pemimpin, aku kagum kepada Jinan karena perlindungan yang ia berikan kepada rasnya. Aku kagum kepadamu Tuan putri Naomi karena keadilannya. Aku kagum kepada nona Veranda karena ambisinya. Dan aku kagum kepada nona Gaby karena ia mampu mempunyai pendirian yang teguh dan sangat susah untuk di goyahkan.
Tapi di balik itu semua, aku tidak menyukai permusuhan di antara mereka, dan terkadang mereka tidak memperdulikan ras elemen lain yang lemah, sehingga banyak sekali korban berjatuhan di sekitar mereka." lanjutnya lagi.Jawaban Aran menciptakan keheningan di antara mereka, mereka tidak menyangka bahwa ia akan memberi jawaban yang seperti itu.
"Itulah alasan kenapa kami di sini"ucap Zee memecah keheningan mereka.
"Kami bisa rasakan permusuhan antara mereka menjadi petaka bagi kaum-kaum yang lemah. Mereka terlalu mementingkan ras masing-masing, sampai mereka tidak menyadari berjatuhan nya korban di sekitar mereka. Bahkan, tak sedikit dari korban tersebut adalah bagian dari ras mereka. Tapi mereka selalu menyalahkan ras elemen lain karena tindakan bodoh mereka itu" ucap Zee yang membuat teman-temannya yang lain menganga dengan ucapannya itu.
Shani yang duduk di sebelah Zee, mengusap punggung Zee untuk menenangkannya. Sedangkan yng lain mereka hanya saling bertatapan satu sama lain, mereka memiliki masa lalu yang memang menyakitkan, yang di akibatkan dari kebodohan pemimpin mereka.
"Kami memang tidak saling mengenal, kami juga sering berselisih faham, kami juga tidak tau tentang masa lalu masing-masing dari kami. Tapi kami punya tujuan yang sama. Kami akan membalaskan dendam kami dengan cara menciptakan kedamaian, bukan hanya di negri kami, tapi kami akan menciptakan kedamaian di seluruh negri" ucap Gracia yang mendapatkan anggukan dari yang lain.
"Aku percaya kalian akan berhasil, kalian harus bersungguh-sungguh dengan tujuan kalian itu. Kalian juga harus bersatu, dan masing-masing dari kalian harus terbuka dengan masa lalu kalian, itu akan mengeratkan hubungan kalian, dan dengan begitu tujuan kalian akan benar-benar tercapai" ucap Aran memberi semangat pada mereka.
Mereka mengangguk dan tersenyum dengan perkataan Aran.
Obrolan mereka berlanjut dengan obrolan yang ringan, seperti membahas tentang elemen, cakra, hingga senjata, bahkan mereka sesekali bercanda satu sama lain. Bahkan bisa dilihat kebahagiaan muncul di wajah Chika, ia memiliki kepastian akan perasaannya.Hari menjelang sore, mereka telah kembali ke penginapan.
"Walaupun udah dapat pencerahan, ko gue tetep agak ragu ya soal perjalanan ini" ucap Adel. Mereka tengah duduk bersama di tempat yang sudah di sediakan di sana.
"Kalo lo takut mending pulang aja" ucap Chika.
"Gue gak takut ya, gue cuma ragu aja" jawab Adel sambil memutar bola matanya malas.
"Lo harusnya lebih semangat setelah mendengar pencerahan tadi, bukannya makin loyo" ucap Jessi menimpali omongan Adel dan Chika.
"Gak papa, kita gak perlu buru-buru, ada baiknya juga kita lebih lama di sini, buktinya kita dapat ilmu dan pengalaman baru" ucap Shani menimpali omongan mereka.
![](https://img.wattpad.com/cover/358494756-288-k925124.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Struggle for the Elemental Throne (Hiatus)
FantasíaBertahun-tahun, kekosongan tahta menjadi petaka dan awal dari perpecahan serta permusuhan antara empat pemimpin elemen dasar, yang didasari keegoisan,dendam, penghianatan, dan keserakahan. Dasar kepemimpinan yang di tentukan oleh segi kekuatan dan...