5

422 40 0
                                    


Trang

Suara adu senjata yg menggema di hutan, satu pisau kecil yg melaju cepat kearah Shani dan suara tangkisan yg menggema di hutan, Shani berhasil menagkis senjata yg hampir melukai nya dengan pedang yg iya punya.

"Ci apa kau tidak terluka"tanya Zee khawatir.

"Tidak, hanya saja aku kaget dengan teriakan kalian, tubuhku sangat lemas mendengar suara kalian" jawab Shani, yg Memang Shani kaget dengan teriakan Zee dan Chika, Shani tentu tau akan serangan mendadak itu, iya jadi hilang pokus karna kaget dengan teriakan Zee dan chika.

Adel melangkah ke dekat senjata pisau kecil yg berhasil Shani tangkis, kemudian Adel mengambilnya.

"Siapa pemilik senjata ini, pisau ini cukup kuno, dan dari simbol nya ini milik kelompok yg bukan dari kalangan ras elemen manapun"ucap Adel.

Tak lama setelah Adel mengucapakan hal itu, datanglah sekelompok peria dewasa yg memakai jubah hitam lengkap dengan senjata di tangan mereka, terhitung ada lima orang peria dewasa dan tiga gadis yg muncul di belakang mereka.

"Selamat datang nona nona, kami sangat merasa bahagia kedatangan tamu yg cantik cantik ke wilayah kekuasaan kami ini"ucap seorang lelaki yg cukup tua di antara yg lainya.

"Giblo sepertinya mereka datang dengan tujuan yg sama seperti yg lainya" ucapnya lagi.

"Negri yg luas itu sepertinya, sudah kehabisan kesatria pemudanya, sehingga mereka mengirim gadis gadis cantik ini" ucap seorang lelaki yg berbadan tinggi, di susul tawa teman"nya.

"Baik lah nona nona jangan takut, kami tidak akan menyakiti kalian, sungguh sangat sayang sekali jika wajah cantik dan kulit halus seputih salju itu terluka bukan??"ucap lelaki yg lebih tua itu lagi.

"Ck, kalian membuamg waktu kami, apa yg sebenarnya kalian inginkan" tanya Jessi

" Jangan terlalu terburu buru nona, berikan kami waktu untuk menjamu kalian, atau kalian yg menjamu kami, benarkan tuan Giblo"ucap lelaki berupa cukup tampan.

"Yah ide yg bagus, gadis secantik kalian tidak pantas di perbudak"lanjutnya lagi.

Salah satu dari kelompok pria itu, ada yg memandang ke arah Chika dengan tatapan mesum dan genitnya, yg membuat Chika ngeri sendiri sekaligus membuatnya memiliki keinginan mencongkel mata yg lancang itu.

"Menatapnya saja seakan akan membuatku mabuk, gadis cantik sentuh lah hati ku ini" ucap nya menatap Chika, sedangkan Chika mati Matian menahan rasa kesalnya, karna Jessi tak kunjung memerintah untuk menyerang.

"Hentikan omong kosong kalian, kau tau jika wanita yg kalian lihat cantik ini, bisa menjadi sebab tidur panjang kalian lebih tepatnya mati" ucap Adel tegas.

"Aku akan merasa bahagia jika tidur panjang itu dengan mu nona"ucap seorang pria mendekat kearah adel, dengan cepat pria itu mengambil pisau nya yg ada di tangan Adel, setelahnya mengedipkan matanya, yg membuat Adel lepas kendali, manik mata Adel mulai memerah dengan sangat cepat pedang api terbentuk dengan sendirinya di tangan Adel, Adel tidak menunggu perintah Jessi untuk menyerang, nafsunya sudah sangat memuncak saat ini, dengan sangat lihai Adel menyerang pria yg ada di depannya, dengan sekali gerakan Adel merobek dada peria tersebut hingga ke selangkangan nya, yg membuat pria tersebut mengaduh kesakitan, isi perutnya sampai keluar, darah berceceran di tanah, setelah itu peria tersebut tertawa terbahak bahak yg membuat Adel semakin emosi, tubuh pria itu kembali utuh dengan sempurna.

"Ssst sial, mana mungkin ini terjadi" ucap Adel berdecak kesal.

"Nona sudah kubilang jangan terlalu buru buru, apa aku perlu mengajarkan mu bagai mana membunuh dengan benar" ucap pria itu dengan seringai nya.

Struggle for the Elemental Throne (Hiatus) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang