Pagi hari yang cerah sama seperti biasa, tapi agak berbeda karena tidak ada kicau burung di sekitar mereka sama sekali. Shani membuka matanya perlahan, ia bangun dari tidurnya, Shani melakukan peregangan agar menghilangkan rasa pegal dan kantuknya. Shani menatap ke satu arah dengan tatapan terkejut, Ia melihat pemandangan tak biasa.
"Kalian sudah bangun??" tanya Shani kepada Zee, Freya, Gracia, Adel, Chika, dan Jessi. Dan mereka hanya menganggukkan kepala.
"Kok gak bangunan aku sih??" tanya Shani lagi.
"Yahhhh, kita gak enak ci bangunin cici, apalagi cici kelihatan lelah banget, jadi kita pengen cici istirahat lebih lama" jawab Zee yang di angguki semuanya lagi.
Shani tidak menjawab ia hanya menatap Zee dengan tajam."Udahlah ci gak usah marah, duduk aja mending cici makan, biar kita bisa lanjutin perjalanan lagi" ucap Zee agar Shani tidak marah lagi.
"Masalahnya cici malu, kemaren cici nyuruh kalian buat tidur lebih cepat, bahkan cici tidur duluan, tapi malah cici yang kesiangan" jawab Shani.
"Gk ko cici gak kesiangan, tuh si Adel dia juga baru bangun, gk papa lah ci" jawab Zee lagi, dan di angguki Shani.
Mereka semua tersenyum ke arah Zee dan Shani, mereka tersenyum karena interaksi antara mereka. Pasalnya kelihatannya yang akur di antara mereka selain dari Freya dan Chika, Shani dan Zee juga begitu dekat, bahkan mereka bisa di sebut seperti saudara.
"Duduk ci" ucap Zee, dan Shani pun duduk di sebelah nya.
Mereka pun sarapan bersama. Ini merupakan pagi yang damai buat mereka, karena ini pertama kalinya tidak ada perdebatan atau kegaduhan antara mereka.
Setelah sarapan, tentu saja mereka melanjutkan perjalanan mereka kembali menulusuri isi hutan, dan lembah-lembah untuk mendapatkan sesuatu yang mereka cari.Perjalanan kali ini di pimpin oleh Jessi, Freya, dan juga Zee. Kenapa mereka?, karena Jessi selaku kapten yang berpengalaman, Freya selaku orang yang mengerti peta, dan Zee yang menentukan arahnya.
"Semoga gak ada rintangan yang aneh-aneh" gumam Adel yang masih bisa terdengar oleh Chika yang ada di di depannya.
"Semoga aja kali ini rintangannya gak susah, gak ada laki-laki hidung belang, orang-orang aneh, ataupun,,,,,"
"Babi raksasa" ucap Adel memotong ucapan Chika.
Chika menghentikan langkahnya yang membuat yang lainnya juga menghentikan perjalanan mereka, Chika berbalik menghadap Adel.
"Nyindir?? " tanya Chika pada Adel.
"Siapa yang nyindir" jawab Adel.
"Lah tadi" ucap Chika lagi.
"Gua kaan,,,, "
"Udah-udah kalian berantem mulu sih, udah enak-enak tadi gak ada perdebatan sama sekali, kalian malah debat lagi" ucap Shani yang memotong omongan Adel, dan membuat Adel dan Chika menundukkan kepala mereka.
"Chika, kamu jalan bareng aku, Adel kamu jalan bareng Gracia, biar kalian gak berantem mulu" ucap Shani yang di angguki keduanya.
Mereka melanjutkan perjalanannya lagi.
Tidak terasa mereka telah berjalan setengah hari, dan terlihat mereka mulai kelelahan."Zee lo gak bisa gunain cakra angin lo buat nerbangin kita?? " tanya Adel.
"Gak bisa, gue harus hemat cakra, dan gue juga harus fokus" jawab Zee, adel hanya menghela kan nafasnya kasar.
"Kapten istirahat dulu lah" rayu Adel pada Jessi.
"Lo loyo banget sih, gue pikir pengguna elemen api stamina nya kuat. Liat tuh Chika, walupun kaya toko berjalan,dia masih kuat banget, apalagi barang-barang yang dibawanya berat banget" jawab Jessi.

KAMU SEDANG MEMBACA
Struggle for the Elemental Throne (Hiatus)
FantasyBertahun-tahun, kekosongan tahta menjadi petaka dan awal dari perpecahan serta permusuhan antara empat pemimpin elemen dasar, yang didasari keegoisan,dendam, penghianatan, dan keserakahan. Dasar kepemimpinan yang di tentukan oleh segi kekuatan dan...