#3

3.8K 313 10
                                    

Aku baru inget kalo besok (31 Jan) itu aku lum tentu ada kuota😔😔 hari" terakhir paketannya wkwkwkwkwkwk

Jadi, nanggung. Gemes banget soalnya kepotong di bagian ga enak tu.

Nah, jadi, selamat baca (lagi)! Voment oi oi oi

U ´ᴥ' U

Setelah hari yang panjang, akhirnya mereka selesai melaksanakan ujian akhir semester. Geng Dreamies lega karena perang sudah berakhir dan saatnya bersantai sudah di depan mata. Seminggu penuh gak nongkrong dan berkumpul itu buat mereka rindu satu sama lain.

Akhirnya, markas Geng Dreamies yang merupakan sebuah rumah cukup lega itu terisi lagi. Awalnya mereka semua hendak melaksanakan pesta pizza, tapi ternyata Jeno menolak dan milih tidur karena mengantuk. Alhasil sisa enam orang yang kini duduk melingkar di ruang tamu.

"Ada yang kurang," sahut Chenle.

"Jeno," kata Renjun, tepat sasaran sekali.

Chenle menghela nafas berat, masih teringat kejadian beberapa minggu lalu ketika pemuda itu mendiaminya karena Chenle-lah akar dari ide merayakan ulang tahun pemuda itu, meski akhirnya luluh setelah dibeliin jelly. "Salah kah kalo gue pengen liat Bang Jeno kayak dulu?"

"Ngga, Le. Jeno cuma butuh waktu," kata Jaemin. Dia lalu menatap anggota Dreamies yang lain, "Menerima sesuatu tu gak segampang itu."

"Gue ada ide," itu suara Haechan. Pemuda yang suka sekali berisik itu tersenyum lebar membuat yang lainnya bergidik. "Kita gunain liburan ini buat bareng-bareng, seminggu full! Sisanya bebas deh sama keluarga kalian."

Chenle langsung mengangguk setuju, padahal biasanya pemuda itu yang paling sulit diajak liburan bersama untuk sepekan penuh.

"Ikut," sahut Jisung. "Libur kita tiga minggu, banyak waktu buat sama keluarga."

Mendengarnya, yang lain setuju. Haechan kembali nyeletuk, "Tapi gimana cara kita ubah Jeno dalam seminggu?"

"Disayang-sayang."

Suara Jaemin itu membuat yang lainnya menatap dia heran, tapi Jisung seakan tahu jalan pikiran Jaemin dan mengangguk setuju. "Bang Jeno kekurangan kasih sayang, dia jadi keras untuk menghadapi semuanya. Dan gue rasa gak ada yang salah sama ide Kak Jaemin. Siapa tau dia luluh," kata Jisung.

"Bener juga," Mark bergumam. "Kita.. Kan udah sayang Jeno."

"Tapi dia gak suka cara kita nunjukinnya," sahut Renjun. Jika dipikir, Jeno tak pernah suka cara mereka menunjukkan kasih sayang mereka. Dari mulai diberi hadiah, laki-laki itu selalu menolak. Diajak bicara pun jawabannya ketus.

"Yaudah, kita lebih gacor lagi nunjukinnya lah. Kita kasih perhatian sampai ke hal paling kecil," kata Haechan.

"Maksudnya?"

"Kita beneran perhatiin Jeno kayak bayi, sampai ke hal nyiapin baju," terang Haechan.

Tapi Jaemin tak merasa itu ide bagus, "Yang ada Jeno mikir dia lemah, Chan. Lo kayak gak tau aja."

"Ya coba dulu lah, nyet!"

"Jadi kayak Jeno lo, nyat nyet nyat nyet."

Haechan yang mendengar pernyataan Mark jadi mendengus, "Itu PR kita, gengs. Gue beneran gak suka Jeno ngumpet terus."

"Sama," sahut Renjun. Dia ikut menghela nafas berat mengingat Jeno, banyak hal yang berubah dari teman SMPnya itu. "Gue pengen Jeno yang dulu, sebelum Om dan Tante cerai."

"Kita juga sama, Jun," kata Haechan.

"Yaudah, ayo coba!" Jaemin menyahut setelah hening beberapa detik, "Kita coba bayiin Jeno seminggu penuh selama liburan."

Sepekan Penuh Sayang [Tamat] || Jeno & NCT DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang