#B2

3K 241 54
                                    

SELAMAT DATANG DI PART 2 DAEI BONUSH CHAPTER<33

hehehehehehehehehehehehehehehehehehehehehehehehehe

Jangan lupa vote & komen, selamat membacaaa!! Vote di bonus chapter malah lebih banyak dibanding vote di part ceritanya:( tapi gapapa deh, MAKASI YA SUDA BACAAA!!

U 'ᴥ' U

Kabar Jeno dimintain akun instagram itu sampai ke telinga Haechan, Chenle dan Jisung yang hari ini kebagian nemenin Jeno di markas Geng Dreamies. Alhasil, mereka memilih stay di markas, nggak mau kemana-mana.

"Lele, bosan~" Jeno merengek ke arah Chenle yang lagi ngelusin rambutnya Jeno.

Chenle menunduk, natap Jeno yang lagi tiduran dengan bantalan pahanya, "Terus mau apa?"

"Makan," katanya. Jeno natap Chenle dengan tatapan memelas, orang-orang suka luluh kalau dia pakai kekuatan yang satu ini.

"Itu namanya laper, bukan bosen, No," sahut Haechan sambil mainin ponselnya.

Jeno mendelik, "Diem! Orang jelek ngga diajak ngomong!"

Haechan melirik sebentar, "Siapa juga yang mau diajak ngomong orang jelek!"

Mata sipit Jeno sukses melotot, Chenle sendiri menghela nafas banyak-banyak, rasanya ingin menjitak kepala Haechan, tapi laki-laki itu jauh. Alhasil, Chenle harus menyiapkan diri untuk-

"ECHAAAAAAAANNNNNN!"

pekikan Jeno yang membahana dan memekakkan telinga. Yang mana setelahnya Jeno langsung menangis sebab Haechan tertawa puas.

Jisung yang awalnya anteng main ponsel jadi terpaksa mendekati Jeno yang sedang memeluk perut Chenle dan menangis di sana, dia tepuk bahunya Jeno dan mengelus punggungnya, "Udah, jangan diladenin. Sama gue yuk, bayi? Kita jajan, mau?"

Jeno langsung menatap Jisung, dia berhenti menangis, matanya berkedip berkali-kali supaya lebih jelas dan itu buat Chenle jadi gemas. Jeno mengangguk, "Mau.."

"Anak pinter, ganti baju dulu kalo gitu," Chenle mulai membantu Jeno untuk bangkit dari leha-leha, tapi rupanya Jeno tak mau.

"Pakai ini aja~" dia merengek sambil menunjuk ke arah kaosnya.

"Pakai jaket, dingin di luar," kata Jisung.

"Hng," Jeno akhirnya menurut, dia lalu mencuri pandang ke arah Haechan, "Echan jangan diajak."

"Gue yang bawa mobilnya, wle!" Haechan menjulurkan lidahnya begitu selesai bicara, itu sukses bikin hati Jeno kepanasan.

Dengan mata yang berkaca-kaca, Jeno menatap Chenle, "Lele.."

"Inget kata Icung? Jangan diladenin kalo Haechan nakal, gigit aja orangnya, okay?"

Jeno mengangguk patuh dengar petuah dari Chenle, "Hng.. Okay.."

Haechan bangkit dari duduknya, dia lalu menatap Jeno, "Wle wle wle! Nono cengeng, kayak bayi!" katanya. Haechan kemudian mulai berjalan ke arah pintu kamar dan bersenandung keras, "Echan punya bayi kecil~ diberi nama Jeno, dia suka menangis-nangis~"

Mendengar itu, Jeno langsung turun dari ranjang dan berlari ke arah Haechan, Haechan yang sempat menoleh ke belakangpun langsung lari begitu dikejar maung.

"ECHAN JELEEEEEKKK!" Jeno terus berlari mengejar Haechan.

"Aduh bayi! Awas larinya, kaki lo kan gembrot, nanti keselandung," suara Haechan yang tertawa menggelegar itu buat Jeno makin kesel, dia langsung mempercepat larinya.

Chenle dan Jisung yang sudah keluar kamar saling bertatapan, lalu rungu mereka mendengar suara teriakan Haechan yang kesakitan.

"ARGHHH! NONOOOOOOOOOO!"

U 'ᴥ' U

Chenle, Jisung, Haechan dan Jeno berkumpul lagi di kamar. Haechan menatap nanar tangannya yang agak perih, digigit oleh Jeno.

 Haechan menatap nanar tangannya yang agak perih, digigit oleh Jeno

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sementara Jeno sendiri malah menangis di pahanya Chenle. Haechan jadi bingung, yang harusnya nangis kan dia, gigitannya sakit bro, untung tidak sampai kebiruan.

"Jangan nangis, dek," kata Chenle, dia mengelus surai Jeno yang lepek karena agak lama menangis dan berkeringat.

"E-Echannya! Makanya jangan ganggu! Kan Nono jadi gigit!" serunya sambil tersedu-sedu. Duh, Haechan jadi kasihan.

"Bayi ngga jadi pengen jajan? Gue traktir apa aja yang lo mau nih," suara Jisung itu sempat buat tangis Jeno mereda, tapi hanya beberapa detik sebab setelahnya anak itu malah sesenggukan.

Chenle kebingungan, dia cuma bisa ngelus surainya Jeno, "Dedek mau apaa? Udahan yuk nangisnya, kita jalan-jalan aja."

Tapi kayak yang sebelumnya, bujuk rayu Jisung dan Chenle tak mempan. Haechan dari tadi diam, mau ngomong takut nanti Jeno makin keras nangisnya. Tapi coba aja kali ya.

"Sini peluk, jangan nangis terus dong," Haechan dengan berani mendekati Jeno, Jeno menoleh sedikit lalu bangkit, merentangkan tangannya ke arah Haechan.

Haechan terkekeh, bagaimana bisa Jeno selucu ini? Akhirnya Haechan pun memeluk badannya Jeno dengan erat, dia mengelus punggungnya Jeno dan mengecup pipinya yang gembul itu.

"Maaf ya?" kata Haechan, kasihan juga melihat Jeno nangis-meskipun seru.

"N-Nono juga.. maaf," anak itu menatap Haechan dengan raut sedih.

Haechan mengangguk, dia lalu menggesekkan hidungnya di pipinya Jeno. Tanpa menunggu lama, Haechan gigit pipinya Jeno.

"HUWEEEEE! SAKIIIT!" Jeno memekik, menangis keras begitu pipinya digigit lagi.

"Nah jadi impas," katanya lalu memeluk tubuh Jeno dengan erat.

Chenle dan Jisung menghela nafas, drama apa-apaan ini.

U 'ᴥ' U

Haloo! Gimana?

Kependekan gak sih?

Tunggu kelanjutannya yaww!

Anywayyy! Aku udah beres ujian, sisa stau ujian akhir di akhir bulan nanti! Tapi aku dah belajar buat itu wiwkowkowkiekw nah, jadi, ayo request untuk bonush chapter cerita ini! Di sini tidak papa. Kalo mau request yang LCJ baru harus harus di lapak request.

Okie, terima kasih sudah baca!! Kita ketemu di ceritaku yang lain dan selanjutnya~

Indonesia, 5 April 2024
Wai Noyi

Sepekan Penuh Sayang [Tamat] || Jeno & NCT DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang