✈︎: 𝟗 | Jangan pergi

1K 88 21
                                    

💥💌💥

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

💥💌💥

Saat Haruto sedang berjalan di koridor menuju kelasnya tiba-tiba Doyoung lari kearahnya sembari membawa tas miliknya.

Doyoung menetralkan nafasnya yang tersengal sehabis berlari ia menatap Haruto lalu memberikan tas itu pada sang pemilik.

"Ambil, cepat kejar keburu lo terlambat." tutur Doyoung saat Haruto sudah mengambil tasnya.

"Hah?" Haruto masih terdiam mencerna ada apa dan mengapa Doyoung terlihat sangat panik.

"Jeongwoo ada di bandara mau ke Kanada nerusin pendidikannya di sana, dia ga akan ke sini lagi. sebenarnya Jeongwoo ga bolehin siapapun ngasih tau ini ke lo tapi waktu itu gue denger ini dari-"

"Gue duluan, makasih Dobby!" ia dengan cepat berlari untuk menemui Jeongwoo tak perduli ia di laporkan ke kepala sekolah karena membolos pelajaran yang ia pikirkan hanya Jeongwoo ia tak ingin Jeongwoo pergi darinya, ia tak bisa tanpa Jeongwoo.

sepanjang perjalanan ke bandara dengan taxi yang ia temui di jalan ia hanya menangis di dalam sana, kenapa Jeongwoo tak mengatakan padanya dan semua orang diam menuruti permintaan Jeongwoo apa mereka tidak memikirkannya kenapa menyembunyikan hal seperti ini padanya.

"Hisk.. Jeo, tunggu Ruto.." ia mencoba menahan isak tangisnya sesekali menghapus jejak airmata yang ada di pipi berisinya dengan punggung tangan.

demi apapun ia akan membenci semua orang yang menyembunyikan rahasia ini entah sejak kapan mereka sudah tahu, Jeongwoo sangat jahat apa dia sangat egois kalau memang dia sama sekali tidak keberatan akan hal ini setidaknya beritahu dirinya agar ia akan mencoba membenci Jeongwoo terlebih dahulu agar ia tak merasakan kehilangan seseorang yang ia sayangi.

💥💌💥

Haruto secepat mungkin berlari sembari menenteng tas sekolahnya di tangan masuk ke dalam gedung bandara internasional ia menatap jam pemberangkatan Jakarta-Kanada yang sudah terbang beberapa menit lalu, air matanya kembali menetes membasahi pipi chubby nya saat melihat jadwal pemberangkatan itu.

tangisnya semakin pecah bahkan ada beberapa orang yang melihatnya aneh menangis di sana seorang diri.

ia memilih berbalik badan berjalan pergi sembari diiringi tangis yang tak kunjung mereda, entah mengapa hatinya sangat sakit mengetahui Jeongwoo dengan gampangnya meninggalkan dirinya seorang diri di sini tanpa ada dirinya.

"Jeo hisk.. Ruto mau jawab ungkapan Jeo waktu itu! kenapa malah pergi sebelum dapet jawaban dari Ruto-hisk.." ia usap jejak air matanya di pipi, bahkan hidungnya sudah sangat memerah karena menangis cukup lama.

saat ia sudah di luar bandara handphone miliknya berdering yang ada di dalam saku celana, ia angkat pangilan itu tanpa melihat siapa yang menelfonnya terlebih dahulu.

"Hisk.. siapa?" tanyanya diiringi cegukan.

"Kamu bolos sekolah?" tanya wanita di sebrang sana.

𝐅𝐫𝐢𝐞𝐧𝐝𝐬 𝐖𝐢𝐭𝐡 𝐁𝐞𝐧𝐞𝐟𝐢𝐭𝐬 ║ JeongHaru [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang