||

99 5 1
                                    

Hallo guyss!
New story'
Sekedar mengingatkan ini hanya sebuah cerita fiksi yaa, tidak nyata.
Mungkin ada beberapa yang terjadi di dunia nyata tapi tetap ini hanya karya fiksi.
Jika ada kesamaan tokoh/latar/alur aku minta maaf, itu pure hanya sebuah ketidaksengajaan 🙏🏻

Enjoy to the story'
Jangan lupa tinggalkan jejak👉🏻👈🏻

----------

PROLOGUE

"Hahahaha"

"Asikkk bangetttt!!!"

"Nanti kita kesini lagi yaa!"

Di tepian danau yang tak jauh dari pemukiman berkumpulah empat orang anak kecil. Dengan gender seimbang, dua laki-laki dan dua perempuan.

Usia mereka semua sama membuat pertemanan mereka terasa sangat nyaman.

"Ayo lakukan sesuatu yang menyenangkan!" seru gadis kecil yang berkuncir kuda, parasnya yang cantik mampu membuat semua orang terpesona. Serena Williams, nama lengkap dari gadis kecil itu.

Seorang laki-laki kecil tersenyum lebar saat melihat senyuman Serena yang mengembang.

"Mau lakukan apa?" dia Mahatma Gibran Dinantha. Salah seorang laki-laki kecil bagian dari ke empat circle pertemanan itu.

"Bagaimana kalau kita menulis sebuah permohonan di kertas lalu nanti kita masukkan ke dalam botol dan kita kubur" usul si gadis cantik lainnya.

Rambutnya di kepang dua dengan menyisakan poni di bagian depannya. Gadis menggemaskan itu bernama Aluna Luciana.

"Ide yang bagus!" setuju laki-laki kecil lagi yang terduduk di samping Aluna.

Aluna menoleh ke samping dan tersenyum kepada laki-laki yang terduduk di sebelahnya.

Damian Wijaya, laki-laki kecil tampan pemilik bolongan unik di pipinya itu balas tersenyum pada Aluna.

"Baiklah botol yang berisi kertas itu akan kita kubur nanti!"

"Dan akan di buka saat kita dewasa!" girang Serena.

Aluna mengeluarkan beberapa kertas dari dalam tas rajutnya. Kemudian ia bagikan pada teman-teman nya, lalu mereka semua sibuk menulis harapan mereka kedepannya.

Gibran, anak itu sesekali memandangi paras cantik Serena dengan penuh puja. Dibandingkan Aluna, Gibran sepertinya lebih menyukai Serena.

"Baiklah sudah, masukkan ke sini" Damian membuka tutup sebuah botol dan meminta teman-teman nya untuk memasukkan kertas-kertas itu ke dalam botol tersebut.

"Waktunya di kubur!"

Setelah selesai mengubur botol tersebut, mereka meletakkan batu yang sudah di gores sebagai tanda kalau ini adalah tempat mereka menyimpan botol tersebut.

"Wahh, sekarang tinggal tunggu kita dewasa deh terus buka botolnya!" pekikan girang terdengar dari bibir mungil Aluna.

Serena mengelus puncak kepala Aluna dan tersenyum lebar. Serena sudah menganggap Aluna seperti adik nya sendiri. Adik yang harus dijaga dan disayangi.

"Mommy menelfon" celetuk Gibran.

"Ini sudah sore ayo pulang" ajak Damian yang diangguki oleh yang lain.

Mereka mulai menggandeng satu sama lain. Salah satu kebiasaan yang takkan pernah mereka tinggalkan jika pergi bermain bersama.

Rumah mereka juga terkesan dekat bahkan sangat dekat. Empat rumah yang saling berhadap-hadapan. Rumah Gibran dan Aluna yang terletak di jalan sebelah kiri. Dan rumah Damian serta Serena yang terletak di sebelah kanan jalan.

"Semoga kita bisa terus bersama, selamanya"

3

Udah segitu dulu prolognya.
Sampai jumpa.
see you luv♡

Persahabatan atau CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang