||23. Pertengkaran

15 1 0
                                    

Selamat membaca
Jangan lupa tinggalkan jejak.

"Alunaa ayo cepat turun kita sarapan bersama!"

"Iyaa bundaa."

Pagi ini Aluna bangun cukup cepat tidak terlambat seperti biasanya. Hal ini di karenakan dirinya harus sarapan bersama ayah dan bundanya sebelum mereka berdua pergi ke luar kota.

Danu ada jadwal di luar kota selama tiga hari dan dirinya mengajak Anita. Aluna tidak masalah ditinggalkan sendiri di rumah, lagipun ada Serena kan disini.

"Akhh..."

Aluna yang berdiri kembali terduduk di kasurnya lagi karena kepalanya yang terasa sangat pusing. Dari kemaren pusing di kepala Aluna sama sekali tidak mereda, membuat dirinya harus hati-hati agar tidak kehilangan keseimbangan.

"Belakangan ini rambut gue banyak banget rontoknya." gumam Aluna melihat helaian rambut yang berada di tangannya.

"Kalau gini terus bisa botak gue lama-lama."

"Kepala gue juga sakit banget belakangan ini, apa gue harus ke dokter ya."

Aluna bimbang dirinya ingin ke dokter tapi nanti jika bepergian ia harus izin kepada kedua orang tuanya. Aluna tidak ingin membuat mereka berdua cemas dengan apanya yang terjadi padanya belakangan ini.

Setelah berpikir cukup lama akhirnya Aluna memutuskan "Yaudah deh nanti gue ke dokter aja buat periksa." putusnya sendiri.

"Nah perfect, cantik banget sih gue."

Aluna memandang dirinya di cermin dan tersenyum lebar. Di hari Rabu ini ia tampil dengan sangat mempesonanya. Sebuah jepitan kecil berwarna pink melekat indah di rambutnya.

"Okey, selesai waktunya sekolah."

Aluna kemudian menuruni tangga dengan semangat. Saat sampai di meja makan dia sudah melihat ayah, ibu, dan Serena duduk menunggunya disana.

"Pagi semuaa." sapanya ceria.

"Pagi sayang ayo duduk."

Aluna mengambil posisi di sebelah Serena dan sarapan pun dimulai.

"Serena nanti tolong jagain Aluna ya waktu bunda sama ayah nggak dirumah."

"Siap bunda, Aluna aman kok sama Serena."

"Bundaa... Aluna bukan anak kecil lagi yang harus di jagain bundaa." rengek Aluna.

Mereka semua tertawa kecuali Aluna yang cemberut.

"Ya harus begitu dong kamu itu kan nakal, jangan merepotkan Serena okey." ujar Danu.

"Ish ayah!"

"Tenang saja adik kecil." Serena menepuk-nepuk kepala Aluna.

Saat Serena mengangkat tangannya dari kepala Aluna. Serena di kejutkan dengan beberapa helai rambut yang menempel di tangannya.

Setau Serena rambut Aluna jarang sekali rontok, karena dia selalu memakai produk terbaik untuk menjaga rambutnya. Tapi kenapa sekarang,

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 11 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Persahabatan atau CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang