Selamat membaca
Jangan lupa tinggalkan jejak.
Tangan lentik seorang gadis meliuk-liuk indah di atas sebuah kanvas putih. Memberi goresan di setiap sudut. Berusaha menggambarkan setiap hal yang terlintas di dalam benak.Aluna gadis cantik itu sejak setengah jam yang lalu menggambar objek yang ada di kepalanya. Melukiskan setuap fantasi yang dia bayangkan.
Sejak kecil Aluna memang hobi melukis. Jika dibandingkan dengan belajar Aluna lebih menyukai melukis.
"Akhirnya selesai." gumam Aluna menatap mahakarya nya yang baru selesai.
"Nggak nyangka gue berbakat banget ngelukis."
"Otw jadi seniman beneran ini mah." kekeh Aluna tertawa geli sendiri.
Fantasia. Aluna menyebut setiap lukisannya sebagai Fantasia. Kali ini yang baru saja dia lukis adalah lukisan banyak hewan di sebuah danau. Aluna membayangkan kalau setiap hal itu tidak akan bisa dilakukan dengan sendiri, harus ada orang lain di samping kita sebagai pemberi semangat. Hewan hanyalah sebagai sebuah penggambaran bagi Aluna.
"Aluna lagi ngapain sayang?" tiba-tiba saat sedang asik menghayal. Hayalan Aluna di sadarkan oleh suara Anita, bundanya.
Aluna menoleh dan membalas senyum Anita "Aluna baru aja selesai ngelukis bunda."
Anita menatap hasil karya putrinya. Dia tersenyum dan mengelus sayang kepala Aluna.
"Bagus." puji Anita.
"Iyaa dong, Aluna gitu loh!"
Aluna memang tak pintar dalam bidang akademik. Tapi Anita dan suaminya tidak pernah mempermasalahkan hal itu. Baginya Aluna sudah hebat karena bisa mendalami hobinya.
Anita selalu berkata pada Aluna kalau orang yang pintar dalam bidang akademik itu belum tentu jadi orang yang sukses. Begitupun sebaliknya. Hanya tekad dan kegigihan lah yang akan membawa seseorang ke jalan kesuksesan.
"Udah selesai nge lukis nya?"
"Udah bunda. Bunda kenapa kesini?" ujar Aluna bertanya.
"Kenapa emangnya? Nggak boleh bunda kesini?" respon Anita balik pura-pura bersikap garang.
Aluna terkekeh melihat respon bundanya itu "boleh bunda. Boleh banget malahan bunda ngeliat Aluna ngelukis."
"Tumbenan aja."
"Iya soalnya di depan ada Damian." kata Anita memberitahu.
Aluna keget dan bangkit dari duduknya "Ian disini bunda?"
Anita mengangguk "kok bunda nggak bilang dari tadi sih!" kesal Aluna.
Cepat-cepat Aluna membereskan peralatan lukisnya.
"Ayo bunda kedepan katanya Ian didepan." panggil Aluna pada Bundanya yang masih berdiri di tempat.
Secepat kilat Aluna pergi ke ruang tamu rumahnya untuk menemui Damian.
"Ian." panggil Aluna pada Ian.
Aluna langsung mengambil posisi duduk di sofa depan Damian. Di letakkannya peralatan lukisnya di atas meja.
Damian memperhatikan hal itu "Habis ngelukis?" tanyanya dan diangguki oleh Aluna.
"Udah dari tadi?"
"Enggak juga."
"Ada perlu apa?"
Damian terdiam sejenak kemudian berkata "Mau ngajak lo pergi makan seblak."
"Ha serius Ian?" tanya Aluna antusias. Oh ayolah siapa yang tidak suka diajak pergi makan seblak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Persahabatan atau Cinta
Teen Fiction'hanya sebuah cerita klasik tentang persahabatan yang indah sebelum perasaan aneh datang menghampiri' "Kodrat cinta itu hanya satu tersakiti atau menyakiti- Aluna Luciana." "Aku mencintainya tapi tidak bisa memilikinya- Damian Wijaya." "Kulihat dia...