Selamat membaca
Jangan lupa tinggalkan jejak.Semilir angin berhembus di tengah cuaca panas pagi ini. Gerutuan-gerutuan kecil mulai terdengar dari setiap sudut. Bahkan bukan hanya gerutuan ada juga umpatan yang tak segan-segan dilontarkan.
Sejak dua puluh lima menit yang lalu tepatnya pada pukul 07.15 dan sekarang sudah menunjukkan pukul 07.40 yang mana cuaca semakin bertambah terik. SMA Bhumi melaksanan rutinitas utamanya setiap Senin yaitunya upacara bendera.
Hari Senin ditandai sebagai hari yang menyebalkan karena di hari itulah setiap siswa akan dijemur habis-habisan dan mendengarkan celotehan guru yang tidak terlalu bermanfaat bagi sebagian siswa.
"Gilak no si Santolol lama banget nyelotehnya" protes Niko bak cacing kepanasan di barisannya.
"Yang di sampaiin juga nggak guna banget"
"Dia nyeloteh nggak abis-abis"
"Gue selepet juga tuh kepalanya lama-lama" Juan ikut mengomentari.
"Eh tapi, Ian si Gibran mana?" tanya Juan penasaran karena sejak tadi ia tak melihat Gibran di barisan siswa ataupun di barisan siswa terlambat.
Damian menoleh sebentar dan kembali fokus kepada arahan yang sedang di sampaikan.
"Nggak tau" jawabnya cuek.
Juan yang memang sudah mengenal sifat Damian pun hanya mengangguk dan tak berniat bertanya lagi.
Jika di barisan siswa putra ada siswa nakal yang hobi menggerutu maka di barisan putri juga ada.
"Ish lama banget, mana ini panas banget!"
"Lepek banget baju gue"
Aluna gadis cantik itu tak berhenti menggerutu sedari tadi. Dia benar-benar menyumpah serapahi Pak Santoso selaku pemberi amanat pagi ini.
Keringat benar-benar membahasi tubuh gadis cantik itu sekarang. Dia heran kenapa panas bisa se menyengat ini di pagi hari padahal kan baru jam delapan.
"Gue pura-pura pingsan aja kali ya biar bisa ke UKS" gumam Aluna sendiri.
"Aluna jangan aneh-aneh!" Serena yang mendengar Aluna bergumam pun memperingati.
"Ya habis lama banget Serena bisa item juga gue lama-lama berdiri disini"
"Aluna jangan ngomong terus nanti ketahuan"
"Lagian kan upacara ini sebagai bentuk penghormatan dan penghargaan kita terhadap para pahlawan yang telah gugur. Kalau mereka nggak ada mungkin kita belum bisa merdeka sampai sekarang Aluna" jelas Serena dengan berbisik.
"Ye" malas Aluna.
Jika berdebat dengan Serena dia pasti akan kalah. Jadi lebih baik ia diam saja.
~skipp time.
"Ahh akhirnya bisa ngadem juga" lega Aluna.
Sekitar 10 menit yang lalu mereka sudah selesai melaksanakan upacara bendera. Setelah bubar Aluna dan Serena langsung ngacir ke kantin untuk membeli minuman dingin, dan kembali lagi ke kelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Persahabatan atau Cinta
Dla nastolatków'hanya sebuah cerita klasik tentang persahabatan yang indah sebelum perasaan aneh datang menghampiri' "Kodrat cinta itu hanya satu tersakiti atau menyakiti- Aluna Luciana." "Aku mencintainya tapi tidak bisa memilikinya- Damian Wijaya." "Kulihat dia...