||7. Suka

14 1 0
                                    

Selamat membaca
Jangan lupa tinggalkan jejak.

"Jadi anak-anak semua setelah terjadinya Perang Dunia 2 yang diakhiri dengan kekalahan Jerman membuat Jerman harus terpecah menjadi dua-"

"Hoammm..." Gibran menguap lebar menatap malas ke arah gurunya di depan yang sedang mengoceh.

Matanya mengantuk, tubuhnya lemas, ditambah lagi tidak ada Serena di sampingnya benar-benar membuat Gibran tak bisa fokus.

Di siang bolong begini jadwal pelajaran Gibran adalah sejarah. Pelajaran yang sunguh sangat memuakkan baginya.

Jika kelas IPA punya fisika dan kimia yang ditakuti maka kelas IPS punya sejarah dan ekonomi yang lebih menyeramkan. Dimana sejarah menghitung masa lalu yang tidak akan pernah punya ujung dan ekonomi yang menghitung uang ghaib. Angkanya ada sedangkan uangnya tidak ada, itulah ekonomi.

Gibran melirik Serena yang duduk di bangku paling depan dan di belakang mejanya ada meja Aluna dan Damian yang duduk di satu meja yang sama. Sedangkan Gibran dia duduk di bangku pojok demi menghindari celotehan dari guru sejarah ini.

"Ck, gue ngantuk banget"

"Nih jam pelajaran nggak abis-abis"

"Sengaja banget nih sekolah nge lambat-lambatin gerak jam" gerutu Gibran pelan.

Juan dan Niko yang posisinya duduk di belakang Gibran pun hanya bisa terkekeh kecil mendengar gerutuan Gibran. Mereka juga sama ngantuknya tapi tidak seberat Gibran.

"Gib lo ngantuk ya?" tubuh Juan condong kedepan dan berbisik pelan pada Gibran.

"Menurut lo?"

"Lo mau permen nggak?" tawar Juan berniat baik.

Gibran berpikir sejenak. Tidak ada salahnya menerima permen dari Juan, hitung-hitung menghilangkan kantuk.

"Mana" tagih Gibran pada Juan.

Juan kemudian mengeluarkan dua buah permen dari kantung bajunya. Ada dua permen milkita batangan satu rasa strawberry dan satu lagi rasa melon.

"Lo mau yang mana?"

"Melon" ujar Gibran.

Juan mengulurkan satu batang pada Gibran. Bukannya rasa melon seperti yang di minta, Juan malah menyodorkan rasa strawberry.

"Gue minta melon goblok!" dengus Gibran pada Juan.

"Gue juga mau makan yang melon jadi lo ambil yang strawberry aja" balas Juan.

"Nih" sodor Juan.

Gibran tidak mau mengambil "gue mau melon, lo aja yang makan rasa strawberry"

"Gue nggak mau ngasih!"

"Anj! Kalau nggak mau ngasih kenapa tadi lo tawarin" geram Gibran. Rasanya ingin menonjol wajah Juan saat ini juga.

"Kan gue cuma nawarin yang rasa strawberry bukan melon" kilah Juan membela diri.

"Mana ada!"

Persahabatan atau CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang