Selamat membaca
Jangan lupa tinggalkan jejak."Oke pembagian kelompok sudah adil jadi sekarang ayo kita keluar."
Setelah menghabiskan waktu sekitar 10 menit untuk mencatat dan membagi anggota kelompok. Kini Buk Ros mengkomando kan pada seluruh siswa agar mengikutinya.
Saat sampai di lapangan mereka di perintahkan untuk berdiri pada kelompok masing-masing. Buk Ros kembali mengecek apakah semuanya sudah berada di dalam kelompok atau belum. Biasanya siswa jika di ajak belajar di luar kelas maka mereka akan melipir ke kantin atau kabur, dengan berbagai macam alasan. Jadi untuk mengantisipasi hal itu Buk Ros sesudah membawa penggaris panjang untuk memukul siswa-siswi nya yang tidak patuh.
"Hey Gibran apa yang kamu lakukan di kelompok Damian?" tanya Buk Ros saat melihat Gibran berdiri di barusan kelompok 2, kelompoknya Damian.
"Saya di kelompok ini aja buk, ibuk sih baginya nggak adil. Masa iya Damian sama Serena keuntungan dong nih si Stella jeruk."
Gibran protes karena tidak terima, sudah berdoa agar dia yang sekelompok dengan Serena. Eh malah Damian yang mendapatkan doa'nya. Mana ada si Stella lagi.
"Gubranjing lo mau gue tendang!" gertak Stella.
"Tendang aja Stell, tendang." Aluna dengan semangat mengompori.
"Sudah-sudah Gibran kembali ke kelompok kamu, atau kamu ibu pukul." Bu Ros mengacungkan penggaris yang ia pegang.
Gibran meringis ngilu membayangkan kalau penggaris itu sampai nemplok di kulitnya.
Main aman saja, Gibran kembali ke kelompoknya.
"Baik silahkan mulai pengamatan dan diskusi kalian. Ibu beri waktu setengah jam."
Sesuai instruksi mereka semua langsung berpencar, mencari tempat teduh untuk mengerjakan tugas.
"Serena lo yang nulis ya." ujar Damian menyerahkan selembar kertas pada Serena.
Serena mengangguk saja, cukup untung satu kelompok dengan Damian. Jadinya dirinya dan Stella tidak akan perlu repot-repot berpikir keras. Karena ada Damian.
"Stella lo bantu gue pengamatan sekalian nulis garisan besar sebelum di catat rapi nanti."
Jika kelompok Damian sudah mulai bergerak, kelompok Aluna masih santai-santai.
Kebetulan juga Aluna satu kelompok dengan Niko dan Raka si ketua kelas. Dua orang yang hobi santai-santai termasuk dirinya.
"Mau ngamatin apa?" tanya Niko menatap dua anggota kelompoknya.
"Lo ngerti apa yang disuruh buat sama Buk Ros?" Raka bertanya balik.
Niko menggeleng dan tertawa bodoh "Pinter banget gue kalau sampai tau."
"Lo lun?"
"Sedikit." balas Aluna.
"Udah kita santai-santai aja dulu mikirin mau nulis apa, nanti baru kita kerjain." Aluna menyedot sekotak susu coklat yang dibelinya tadi di kantin.
"Nah bener, kapan lagi kan kita nyantai-nyantai di depan buk Ros." ujar Raka menyandarkan punggungnya pada penumpu belakang gazebo.
KAMU SEDANG MEMBACA
Persahabatan atau Cinta
Teen Fiction'hanya sebuah cerita klasik tentang persahabatan yang indah sebelum perasaan aneh datang menghampiri' "Kodrat cinta itu hanya satu tersakiti atau menyakiti- Aluna Luciana." "Aku mencintainya tapi tidak bisa memilikinya- Damian Wijaya." "Kulihat dia...