Bab 10 : Where's the Book?

51 7 0
                                    

“Jangan Mudah Mengiyakan Permintaan Seseorang, Nanti Repot Sendiri!!”

Elijah Germaine

••••••

Zaman ini, perempuan yang memakai celana masih sangat jarang, bahkan tabu. Hanya beberapa perempuan yang meminati dunia kesatriaan, dimana hanya bisa dihitung jari keseluruhan dari mereka.

Ini menyulitkan bagi Elijah di kehidupannya saat ini. Elijah terbiasa memakai celana di kehidupan sebelumnya. Hanya pada waktu-waktu tertentu ia akan memakai rok.

Ini sulit, terutama untuk kegiatan menangkap ikan menggunakan tombak. Elijah menghela napas. Ia tidak diminta menangkap ikan sebetulnya, tetapi akan aneh bukan ke sungai tanpa mencuci, memancing, atau menangkap ikan?

Baiklah, Ellie, ayo berangkat

Melangkahkan kakinya dengan sesantai mungkin sambil membawa alat tangkap ikannya. Ia berjalan dan mulai berpikir, mengingat-ingat alur cerita yang terjadi setelah ini. Sudah cukup lama ia membaca novel tua itu, tapi tak disebutkan sama sekali nama raga ini, bahkan sebagai tokoh figuran pun.

Dannn...

Yang Elijah ingat, Tuan Richmond ini dinyatakan telah tewas hanyut di sungai. Namun, sekarang, Tuan Richmond masih hidup dan bahkan terlihat cepat pulih setelah terkena racun. Mungkin jika itu Elijah, Ia tidak akan bertahan barang semenit!

Apakah kedatangannya di dunia ini mengubah alur cerita? Jika Tuan Richmond masih selamat, bukankah cerita ini langsung selesai, kan? Elijah yakin, buku yang dimaksud Tuan Richmond itu adalah salah satu bukti kunci.

"Hei, permisi, Nona!"

Seruan seorang perempuan menghentikan langkah Elijah, membuatnya menolehkan kepalanya kearah asal suara. Perempuan itu datang dari persimpangan jalan menuju desa seberang.

"Apakah Kau tau arah menuju pasar, nona? Aku warga baru di kota ini dan tinggal di desa sana, sehingga belum banyak tahu arah jalan" Ucap perempuan itu seraya menunjukkan arah ia datang.

"Tentu, Kau bisa pergi ke arahku datang, nona. Masih cukup jauh, tetapi jika Kau melewati jalan setapak kecil tengah-tengah ladang disana, Kau akan lebih cepat sampai" Elijah menerangkan dengan cukup detail.

"Ah, begitu"

"Oh, ya. Kau akan pergi kemana? Ke sungai?"

Pertanyaan perempuan itu kali ini membuat Elijah mengernyitkan dahi. Bukankah Dia berkata seorang warga baru sebelumnya?

"Mhm, ya, begitulah. Aku ingin menangkap ikan bersama anak-anak desa yang biasanya sedang bermain di sungai"

Elijah tetap menjawab dengan tenang, walaupun ia sudah merasa ada yang aneh dan curiga. Ia ingin tahu apa yang akan dikatakan atau dilakukannya.

"Ah, baiklah. Aku akan melanjutkan perjalanan sebelum senja. Terimakasih dan maaf sudah menunda perjalananmu"

Perempuan asing itu segera melanjutkan perjalanan, begitupun Elijah setelah mengiyakan. Meskipun Elijah merasa curiga dengan perempuan itu, tetapi Ia sepertinya hanya berburuk sangka. Ini pasti karena pengaruh ucapan paman dan bibi sebelumnya, Aku jadi berpikir yang tidak-tidak

"Sudahlah" Ucap Elijah pelan. Ia tak terlalu memikirkannya lagi. Yang ada dalam pikirannya sekarang, bagaimana menangkap ikan sendirian seperti ini? Biasanya Ia pergi dengan Paman Benjamin atau si tengil, Grey, temanku.

Sedangkan dibelakang Elijah, perempuan asing itu berhenti dan menoleh kearah Elijah. Matanya menatap tajam penuh selidik.

••••••

A Historical Story : From Side Character, Becomes Main  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang