11. Launching Baby A?

215 6 0
                                    

بسم لله الرحمن الرحيم

"Jangan menilai seseorang lewat luarnya, karena kita tidak tahu pemikiran manusia yang berbeda beda."

—Syabila Azahra Regina

Sebelum membaca, diharapkan untuk menghargai penulis, dengan cara votment!

Sangat sangat berterimakasih untuk yang melakukannya, semoga kebaikan kalian yang tidak seberapa itu dibalas oleh Allah SWT dengan rezeki yang lebih baik. Aamiin.

Happy Reading!

•••

Gus Al dan Gus El berjalan dilorong kelas dengan pandangan setia menunduk, bahkan, salam dan sapaan yang mereka dapat dari orang yang lewatpun tak diindahkan.

Saat ini, mereka malu, sangat malu. Tadi, mereka sudah salah masuk kelas, lalu dikejar angsa peliharaan pesantren berakhir kejar kejaran sampai ditengah lapangan.

"Kita kualat kayaknya, El." Ucap Gus Al meratapi nasibnya.

"Hm, setelah ini, El mau manut sama Abah, Ummi, dan Istri." Sahut Gus El penuh penyesalan.

Wajar saja, penampilan mereka sekarang sangat berantakan. Baju mereka yang sudah basah dan kotor, kopiah miring, sandal saling tertukar sebelah, sorban yang awalnya dipundak kini dililit dipinggang, dan juga...sarung yang hampir melorot dan tidak rapih.

Ning Adiba dan Syabila yang baru saja keluar dari Madrasah Diniyah sontak tercengang melihat penampilan suami mereka.

Mereka bergegas menghampiri. "Ini kalian kenapa lagi?! Ya Allah, Gustiiii nu agung!" Pekik Syabila memegang kepalanya yang tiba tiba saja berdenyut.

Sedangkan Ning Adiba yang melihat penampilan suaminya yang jauh dari kata sempurna itu memijit pelipisnya.

"Mas ngapain lagi sampai seperti ini? Ya Allah, Mas..." Ucap Ning Adiba menatap jengah suaminya yang terlalu kekanakan.

Yang menjadi tersangka hanya diam, menunduk, tak berani menampakkan wajah didepan istri. "Malu ga, bang?" Tanya Gus El berbisik.

Sontak Gus Al memukul pelan lengan sang adik, ia mendongak. "MALU SETENGAH MATI, EL, DEMI ALLAH!!"

***

Kini, Gus El tengah mendengarkan ceramah dadakan dari sang istri tercinta, ia hanya mendengar, menunduk, diam, dan tentunya telinganya terasa panas.

"Denger ga Bila bicara? Jangan diem aja!" Ucap Syabila.

Gus El terlonjak kaget, ia lalu melakukan gerakan hormat. "SHIAP!"

Syabila mengangguk angguk. "Bagus, dan jangan diulangi lagi, coba kalo tadi bukan Bila dan Ning—"

"Mba aja, Sya..."

"Diem! Jangan motong!" Gus El kembali diam, ia merasa menjadi laki laki serba salah saat ini.

"Coba kalo tadi bukan Bila dan Mba Diba yang bertemu kalian, terus diliatin warga pesantren. Emangnya kalian itu ngapain sih, sampe bisa berantakan gitu?"

Nahkoda Surgamu [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang