5. Gus El Cemburu?

236 5 0
                                    

"Sedekat apapun aku dengan laki laki lain, jika hati dan otak aku hanya tentang dirimu, mereka harus bagaimana?"

—Syabila Azahra Regina

"Saya tidak rela jika milik saya ditatap dengan begitu saja oleh orang lain. Jika mereka dengan mudahnya mendapatkan tatapan indah itu, llau bagaimana dengan saya yang sudah berusaha sekuat tenaga untuk mendapatkannya seutuhnya?"

—Elbara Abidzar

Sebelum membaca, diharapkan untuk menghargai penulis, dengan cara votment!

Sangat sangat berterimakasih untuk yang melakukannya, semoga kebaikan kalian yang tidak seberapa itu dibalas oleh Allah SWT dengan rezeki yang lebih baik. Aamiin.

Happy Reading!

***

Hari ini, Gus El berrencana untuk mengajak Syabila jalan jalan keluar pesantren. Ia masih belum memberitahunya, katanya, supaya menjadi surprise.

Sekarang ini, Gus El keluar dari kamar mandi dengan handuk melilit sebatas pinggang dan rambut basah. Membuat atensi seorang gadis dilantai kamar yang sedang melipat baju teralihkan.

"Kenapa lihatin, mas, hm? Naksir, ya?" Ujarnya melihat tatapan intens dari sang istri.

Syabila mengerjap, lalu kembali ke aktivitasnya, menyembunyikan rona merah dipipinya. Hingga suara langkah kaki terdengar samar samar mendekati.

"Kenapa nunduk begitu, hm? Mas tanya kok tidak dijawab?" Tanya Gus El.

"Udah ah, mas. Bila lagi lipat baju, mending mas pakai baju."

Gus El terkekeh, lalu beranjak menuju Walk in closet untuk berganti baju. Tak lama ia keluar dengan pakaian yang sudah rapi.

Syabila mengernyit melihat pakaian sang suami. "Mau kemana, mas? Rapi banget?" Tanya nya.

"Mau jalan jalan, kan?"

Syabila bengong, mencoba mencerna perkataan Gus El. "Aku ga ada ajak kamu jalan, mas?" Ucap Syabila.

"Iya, memang. Kan saya mengajak kamu, sya. Ayo cepat, saya tunggu didepan." Ucap Gus El hendak melangkah keluar kamar.

"MAS KOK GA BILANG SAMA BILA?! BILA BELUM MANDI, LOH!!! MAMAHHH!!!"

***

Gus El tertawa kecil melihat Syabila yang duduk dikursi sampingnya cemberut, dengan jahil, ia menggas-rem kan mobilnya.

Syabila semakin dibuat kusut dengan tingkah jahil Gus El. "Mas, ih!! Tau ah, kesel aku sama kamu!" Ucapnya bersedekap dada dan mengalihkan pandangan kearah jendela mobil.

"Iya, maaf, sayang. Kamu gemes kalau lagi marah, hhaa" Ucap Gus El.

Karena tak mendapat jawaban, Gus El pun menepikan mobilnya, dipinggir jalan yang terlihat sepi.

"Berhenti lagi?! Dasar, suami nyebelin!" Gerutu Syabila yang masih dapat didengar Gus El.

Tiba tiba, tangannya digenggam Gus El. "Apasih?" Ucapnya dengan nada jengkel.

Nahkoda Surgamu [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang