12. Sepenuhnya Milik Mas El

238 5 0
                                    

بسم لله الرحمن الرحيم

"Sya, istrinya Mas, jangan pernah lelah dalam ikatan suci pernikahan. Karena apapun yang kamu lakukan itu akan menjadi pahala, kecuali melakukan apa yang DIA larang dan apa yang tidak Mas perintahkan."

—Elbara Abidzar

"Mas El, Bila ingin sekali, hidup bahagia dengan Mas, merawat bayi kita bersama sama, saling melontarkan kalimat cinta, lalu selanjutnya hidup bahagia disurga bersama keluarga kecil kita. Keinginan aku memang terlihat mudah, mewujudkannya lah yang sangat susah, Bila hanya berdo'a, semoga kita menjadi pasangan sampai disurga-Nya kelak."

—Syabila Azahra Regina

Sebelum membaca, diharapkan untuk menghargai penulis, dengan cara votment!

Sangat sangat berterimakasih untuk yang melakukannya, semoga kebaikan kalian yang tidak seberapa itu dibalas oleh Allah SWT dengan rezeki yang lebih baik. Aamiin.

Happy Reading!

•••

Suara Adzan berkumandang keseluruh penjuru pondok pesantren dengan begitu indah. Hingga dapat membangunkan para makhluk Allah.

Dikamar, Gus El tersenyum melihat Syabila yang masih memejamkan mata dengan wajahnya yang terlihat begitu tenang.

Tadi mereka sudah mandi dan keramas sebelum melaksanakan shalat Tahajud dan shalat sunnah lainnya, Gus El memutuskan untuk muraja'ah dahulu sembari menunggu Adzan Subuh, sedangkan Syabila memilih tidur dengan mukenanya.

Karena Adzan sebentar lagi berakhir, Gus El lantas membangunkan Syabila. Ia menepuk pipi dan lengan gadis yang semalam menjadi wanita itu.

"Sya, bangun sayang."

"Heummm..."

"Bangun, Sya. Shalat Subuh dulu."

"Iya..." Syabila menjawab dengan begitu lemah, hampir tak terdengar.

Gus El tertawa, ia menegakkan tubuhnya menunggu Syabila bangun.

Syabila mendudukkan tubuhnya, kepalanya ia tegakkan sekuat tenaga untuk melawan rasa kantuk, matanya ia kerjapkan beberapa kali.

Gus El semakin tergelak, ia segera menarik Syabila untuk berdiri, saat Syabila akan ambruk, dengan cekatan ia kembali menariknya. Ia mencium kening, pipi, dan terakhir...

Cup!

Mata Syabila yang sebelumnya menutup kini melotot sempurna. "Kok bibir Bila dicium?!" Protesnya.

"Biar ndak ngantuk, Zaujati." Ucap Gus El tenang.

"Hishh, awas ah, Bila mau wudhu." Syabila melepas paksa pegangan Gus El ditubuhnya.

Gus El terkekeh. "Awas kejedot, sayang." Ucapnya.

"Diem, Bila—"

Dugh

"Akhh."

"Sayang!"

Nahkoda Surgamu [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang