7. Perempuan Itu, Fatia

206 4 0
                                    

بسم لله الرحمن الرحيم

"Tidak terbesit didalam kepala saya, wahai Zaujati, untuk memadu dirimu. Sungguh dusta diriku, jika berani melakukan hal itu."

—Elbara Abidzar

Sebelum membaca, diharapkan untuk menghargai penulis, dengan cara votment!

Sangat sangat berterimakasih untuk yang melakukannya, semoga kebaikan kalian yang tidak seberapa itu dibalas oleh Allah SWT dengan rezeki yang lebih baik. Aamiin.

Happy Reading!

***

"ENGGAK!!!!" Teriak Syabila terbangun dari tidurnya, peluh keringat mengalir dipelipisnya, dengan nafas yang memburu.

Gus El yang sedang menyetir terlonjak kaget mendengar teriakan sang istri, ia segera menepikan mobilnya. "Astaghfirullah, sayang. Kamu kenapa, hm?" Tanyanya mengusap pelipis Syabila dan memeluknya.

Dibalik punggung tegap itu, terdengar isakan kecil. "Hiks...ja-jangan nikah la-lagi, Mas, hiks..." Ucap Syabila.

Gus El lantas mengelus punggus Syabila. "Kamu ngomong apa, hm? Mas tidak akan menikah lagi."

"T-tapi hiks ta-tadi Mas ucap ijab qabul—"

"Shutt! Engga, Mas cuma ucap ijab qabul untuk kamu, istrinya Mas, Syabila. Kamu hanya bermimpi, sayang."

"B-bila takut..."

"Mas disini, hmm."

"J-jangan tinggalin Bila."

"Tidak akan, Mas akan selalu bersama kamu."

"Hiks B-bila ta-takut..."

"Kita pulang, ya? Supaya kamu lebih tenang."

Syabila menggeleng. "Engga mau, Bila gamau ketemu perempuan itu, Bila takut Mas nikah lagi, ninggalin Mila."

"Yasudah, sekarang mau kemana, hm?"

"Kemana aja, asal jangan ke pesantren, Bila gamau."

Gus El dengan gemas mengusak puncak kepala Syabila yang tertutup hijab. "Baiklah, mau ke pantai? Atau kembali lagi ke Resto?" Tanyanya setia menatap Syabila.

"Eummm...pantai, bagaimana? Bila gamau ketemu perempuan genit." Ujarnya membuat Gus El melongo.

"Kamu cemburu?" Tanyanya.

Syabila melotot. "T-tidak!" Sergahnya.

"Lalu mengapa kamu begitu tidak suka saat melihat perempuan yang menggoda Mas, hm?"

"B-bila cuma ga suka liatnya, harusnya perempuan itu harus bersikap mahal, bukannya menggoda lelaki yang jelas jelas sudah punya istri."

Gus El terkekeh lalu mencubit pelan hidung mancung Syabila. "Itu namanya cemburu, sayang. Kamu tidak suka melihat suamimu digoda perempuan lain, itu namanya cemburu."

"T-tapi Bila engga cemburu!"

Gus El menyerah, ia mulai menyalakan mesin mobilnya. "Yasudah, kita pergi ke pantai!" Ucap Gus El mengalihkan pembicaraan.

Nahkoda Surgamu [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang