"Mau seindah apapun saya, jika tidak ada Syabila, maka tetap akan terlihat biasa saja."
—Elbara Abidzar
"Jika kami tidak menjadi pasangan terbaik di dunia, maka Insya Allah, kami akan menjadi pasangan terbaik dihadapan Allah."
—Syabila Azahra Regina
Sebelum membaca, diharapkan untuk menghargai penulis, dengan cara votment!
Sangat sangat berterimakasih untuk yang melakukannya, semoga kebaikan kalian yang tidak seberapa itu dibalas oleh Allah SWT dengan rezeki yang lebih baik. Aamiin.
Happy Reading!
•••
SUARA adzan berkumandang dengan merdu masuk ketelinga para makhluk Allah, hari yang sudah mulai gelap dengan langit berwarna merah menandakan sudah waktu Maghrib.
Setelah dari masjid, Gus El dan Syabila kembali ke Ndalem untuk membawa perlengkapan sholat, yang akan kembali dibawa ke masjid.
Malam ini, akan ada acara mingguan mengaji Al-Qur'an bersama, yang akan pimpin oleh Gus El. Setelah berwudhu, Syabila, Ummi Fatimah, dan Fatia menuju masjid bersama, mengikuti Kyai Jaenal dan Gus El yang berada didepan.
Bibir Syabila tak henti hentinya menyunggingkan senyum saat mendengar setiap ayat yang terucap dari bibir sang suami yang sekarang menjadi imam.
"Assalamualaikum warahmatullah..."
"Assalamualaikum warahmatullah..."
Syabila segera mencium tangan Ummi Fatimah, begitu juga dengan Fatia, beberapa santriwati yang berdekatan dengan Ummi Fatimah juga melakukan hal yang sama.
Setelah selesai berdzikir, suara microphone lagi lagi terdengar. Syabila segera mengambil mushaf Al-Qur'an dari tas kecilnya.
Suara mengaji dari masjid di pondok pesantren Al-Huda pun bergemuru, terdengar hingga keluar area pesantren. Membuat siapa saja yang mendengar pasti merinding karena begitu indah, atau bahkan terharu.
"Shadaqallahuladzim..."
Syabila menutup mushafnya, lalu menciumnya sejenak, setelah itu ia simpan kembali ditas kecilnya. Ia pun membaca sholawat bersama dengan yang lainnya.
"Ya Allah, jika memang ini adalah hal yang mimpi, tolong jangan bangunkan hamba, karena hamba sangat senang setelah mengenal mereka. Mereka yang telah mengingatkan kembali hamba, bahwa Engkau adalah Tuhan sang pencipta alam semesta, tiada lagi yang bisa meminta selain kepada Engkau. Tolong jagakan orang tua hamba, suami hamba, sahabat hamba, serta hamba yang berdo'a kepada Engkau. Rabbana aatina fiddunyaa hasanah wafiil aakhirati hasanah, waqinaa adza bannar, subhana rabbika rabbil ijjati amma yasifuun wasalamun alal mursaliin walhamdulillahi rabbil alaamiin..."
Setelah acara selesai, Syabila, Ummi Fatimah, dan Fatia kembali ke Ndalem.
Diperjalanan, banyak sekali santriwan-santriwati yang mengucapkan kalimat kagum kepada Syabila.
"Masya Allah, lihat Ning Syabila, wajahnya sangat ayu, pantas saja Gus El sangat mencintainya."
"Mereka sangat cocok, ya? Gus El tampan, Ning Syabila pun cantik, pasti anak mereka nanti sangat Masya Allah."
KAMU SEDANG MEMBACA
Nahkoda Surgamu [ON GOING]
قصص عامةJudul awal: Perjodohan Membawa Kebahagiaan Dizaman modern ini, kata 'Perjodohan' sudah dianggap kuno. Tetapi mungkin, dibeberapa kalangan orang, yang mengutamakan untuk kebaikan sang anak, hal tersebut menjadi lazim. Beberapa anak juga menentang ker...