#3 Sah!

900 80 8
                                    

•happy reading•
.
.

Kanza diam terpaku duduk di sebelah Leano yang sedang menggenggam tangan penghulu.

"Sudah siap?" tanya penghulu membuyarkan lamunan Kanza.

"Si-siap pak."

"Saudara Leano Fahid Bramasta, saya nikahkan dan kawinkan engkau dengan saudari Kanza Athalla binti Ardi Cahyono dengan mas kawin 100.000 dinar dan seperangkat alat sholat di bayar tunai."

Para tamu di buat tercengang, apa? 100.000 dinar? Itu setara dengan 5M bukan? Benar benar keluarga Bramasta.

Laeno menarik nafas panjang,
"Saya terima nikah dan kawinnya Kanza Athalla binti Ardi Cahyono dengan mas kawin tersebut di bayar tuna!" ucap lantang Leano.

"Sah para saksi?"

"Sah!" sahut para tamu yang menghadiri akad.

Kanza speachless, apakah benar di sampingnya itu adalah Leano? Kenapa terlihat berbeda? Entahlah hanya Kanza yang tau apa yang dia rasa saat ini.

Bulir bulir air mata berjatuhan di pipi Kanza, ia masih belum menyangka bahwa dirinya telah menikah dengan pria yang tidak di inginkan wanita manapun.

Kanza menyalimi tangan Leano dan dipakaikan cincin olehnya dan sebaliknya pun begitu, menandakan bahwa dia dan pria di depannya itu telah sah di mata Tuhan dan hukum sebagai sepasang suami istri.

Tamu terus berdatangan, hotel yang mereka tempati sudah hampir penuh oleh pengusaha, reporter, dan keluarga dari pihak pria.

Di ambang pintu terlihat dua orang pria yang keliatannya seumuran dengan Leano, memakai jas senada. Mereka berdua berjalan mendekat ke arah pelaminan tempan Kanza dan Leano duduk dan berdiri menyapa tamu.

"Selamat ya No." Salah satu dari mereka menyapa.

"Iya Saka, terimakasih ya." Senyum polos Leano kembali terbit.

"Ciee udah nikah nih Ano." Sahut Bima, yang juga menyapa disamping Saka.

"Kenalin, gua Saka dan di samping gua–"

"Bima." Cerocos Bima meyapa Kanza.

"Saya Kanza." Ucapnya menatap Bima dan Saka bergantian.

Kemudian Saka dan Bima turun dari pelaminan menyapa Arya yang sedang berbincang dengan beberapa tamu disana.

"Itu temen Ano ya?" bisik Kanza pada Leano.

"Ee... Iya." Leano memegang dagunya dengan telunjuk terlihat berpikir sejenak mendengar perkataan Kanza.

Kanza hanya mengangguk, dia tidak ingin bertanya lebih pada Leano.

"Papa Saka sama papa Bima itu bestie sama kakek, Zaza." Ujar Leano mendekatkan dua telunjuknya menggambarkan sebuah kedekatan.

Kanza terkekeh kecil, apa katanya? Bestie? Dari mana pria itu belajar perkataan seperti itu? Apakah dari tik tok? Sepertinya iya.

Dari arah pintu masuk hotel terlihat pria dengan setelan jas senada dengan celana dan sepatunya, dia berjalan dan sampai tepat di hadapan Leano. Mata para tamu memandang ke arah dua pria yang saling berhadapan itu.

Menikahi Tuan Muda Lugu [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang