#4 Game cacing

930 70 6
                                    

halo halo readerss thanks yaa udah betah baca💗
jangan lupa vote and komen nya 😁

oh iya kalian ada saran ga? buat bab selanjutnya? klo ada bisa komen paragraf ini atau ke ig aku (@only.llya / @otor.mllya).

•happy reading•
.
.

Pagi ini Kanza dibuat pusing oleh Leano, pasalnya pria itu terus menangis membuat telinganya sakit.

"Bisa budeg gue lama lama." Batin Kanza.

"Udah ya Ano, nanti kita download lagi game nya." bujuk Kanza memegang tangan Leano yang sedang menutupi wajah nya sendiri.

"HUWAAAAAAA GAAAAAAA! padahal padahal..hiks.. Ano udah level banyak kalo donlot ulang nanti level nya turunn..hiks." Racaunya kemana-mana

Ya, saat pagi tadi setelah bangun dan mandi Leano duduk di atas sofa sambil memegang hp nya. Saat ingin memainkan game cacing-nya itu ia tidak melihat keberadaan game tersebut di dalam hp yang dia pegang.

Ia membangunkan Kanza dan menanyakan pasal game cacing di hp nya tapi Kanza hanya menggeleng kemudian kembali tertidur. Matanya sudah berkaca kaca siap meluncurkan air deras dari sana dan–

"HUWAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA!!!"

"EH AYAM AYAM!" latah Kanza, ia langsung terduduk.

"Astaghfirullah ngagetin aja." tangannya mengusap gusar wajahnya.

Leano meringkuk menjadikan tangan dan lututnya sebagai tumpuan kepala dan tentu saja, dia menangis.

Jadilah deperti sekarang ini. Ano, Kanza, serta Tian–ya itu karena suara tangis Leano menggelegar hampir ke seluruh sudut hotel karena game cacing.

"Hikss siapa yang apus game Ano hikss hikss." pria itu kini sesegukan.

"Sudah tuan, jangan menangis." entah sudah berapa kali Tian mengucapkan kalimat itu.

"Ya gimana mau berenti nangis, lo nya cuman bilang gitu mulu anjir!" tatap miris Kanza pada Tian.

Kanza turun dari atas kasur dan berdiri di hadapan Leano, tangannya terangkat memegang kedua pipi ramping pria di depannya membuat pria itu mendongak menatapnya.

"Hei hei liat sini."

"Hiks..hikss.. Zaza.." air mata yang terus bercucuran kebawah dan hidung yang memerah menatap kedua netra Kanza.

Kanza terdiam setelah membuat Leano menatapnya–lucu, itu yang ia pikirkan sekarang. Rasanya ia ingin tertawa melihat pria dengan tubuh kekar dan lebih besar dari dirinya menangis sesegukan hanya karena game cacing di hp pria itu terhapus, entahlah kenapa.

"Hiks Zazaa.."

Panggilan itu membuat lamunan di kepalanya buyar.

"Astaga Zaa lo mikir apa sih"

"Udah ya Ano jangan nangis lagi, nanti Zaza beliin permen deh kalo udah pulang ke rumah." tangannya mengusap lembut surai rambut pria yang masih mendongak menatap nya.

"Snif.. Zaza janji?"

"Iya janji."

"Kalo gitu kita janji kelingking ya Zaza!" seru Leano bersemangat dan menaikkan jari kelingking nya keatas.

Menikahi Tuan Muda Lugu [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang