•happy reading•
.
.Di sore hari. Awan mendung yang gelap pekat menandakan akan turunnya hujan dengan deras.
Tapi bocil kita–larat, bocil Kanza. Pria itu belum pulang sedari tadi padahal rintikan hujan sudah mulai turun membasahi tanah.
"Tuh anak kemana lagi belum pulang."
Ia berdiri di balkon kamar nya sambil menumpukan dagu di atas tangannya, melihat lihat pemandangan. Tidak, lebih tepatnya melihat pria dewasa yang bermain dengan anak tetangga area kompleks.
Sudah beberapa hari ini Leano terus berpamitan untuk pergi bermain dengan cici. Kanza tidak mempermasalahkannya, toh mereka hanya bermain. Cici juga hanya di asuh oleh baby sitter, orang tua nya terus bekerja jadi jarang berada di rumah.
"Zaza! Ano pulang!!"
Langkah pria itu memasuki rumah dihiasi dengan lumpur basah di jejak kakinya.
Belum sempat Leano menaiki tangga, sudah ada Kanza yang juga turun menghampiri nya.
"Astagaaaa Anooooooo!" tatap Kanza tak percaya.
"Ano tadi anu-anu-anu Zaza,"
"Anu apanya Ano?!" suaranya sedikit meninggi.
"Ma-maaf Zaza." Pria itu menunduk.
"Abis main dimana si kok kotor gini jadinya?!"
"Ta-tadi Ano main tanah sama Cici di rumah nya Cici, Zaza." Cicit pria itu memainkan jarinya.
"Haihhhhhh!"
Kanza membuang nafas kasar sambil memijat pelipisnya yang pusing. Padahal ia baru saja membersihkan lantai bawah, tapi malah kotor lagi karena ulah bocil gede yang satu ini.
"Yaudah sana mandi, itu sendal rumah nya dibuang aja terus ganti sama yang warna item di kamar."
"Kok di buang Zaza??"
"Udah penuh tanah gitu Ano Astagaa!"
"Zaza marah ya sama Ano?"
"Ga, sana mandi."
"NDAA! Zaza marah itu sama Ano!"
"Engga Ano."
"Yaudaa deee Ano mandi dulu."
Pria itu berjalan menaiki anak tangga sambil menenteng sendal putih yang berubah coklat karena lumpur, untuk dibuang. Terlihat tidak bersemangat seperti sebelumnya, sepertinya suasana hatinya jadi buruk? Entahlah.
Setelah memastikan Leano masuk ke kamar dan mandi, Kanza kemudian membersihkan jejak kaki lumpur pria bocah itu. Menjengkelkan, tapi mau bagaimana lagi kan? Ini sudah tugasnya sebagai seorang istri. Setidaknya itu status dia sekarang.
Selesai membersihkan lantai. Kanza menaiki anak tangga dan berjalan ke arah kamar, pekerjaannya sudah selesai tapi kenapa pria bocah itu belum sama sekali terdengar suaranya? Itu membuat Kanza curiga.
"Tuh anak kok ga ada suara nya dari tadi,"
"Curiga gue. Jangan-jangan main bedak? Atau lompat dari balkon?"
"Eh astaga gue mikir apa sih." Ucapnya melarat perkataan sendiri.
Kanza sampai di depan kamar. Membuka gagang pintu dan melihat seisi ruangan, netra nya menankap sosok kunti- eh bukan, maksudnya sosok Leano.
"Ngapain?"
Kanza mendekat ke arah Leano yang sedang tengkurap."Ano lagi main game cacing, Zaza."
KAMU SEDANG MEMBACA
Menikahi Tuan Muda Lugu [Hiatus]
RomanceBagaimana jika andai saja kalian menikah dengan orang yang tidak kalian kenal, apa lagi sampai menikah dengan orang yang mengalami gangguan jiwa? Ya, itulah yang di alami oleh Kanza sekarang, menikah dengan pria asing dan terlebih lagi dia mengidap...