#18 Ketemu

557 40 7
                                    


⚠️warning 🔞❕❕

Cup.

Kanza membulatkan matanya sempurna saat benda menggumpal tipis milik Leano itu menyentuh aset berharga miliknya. Bibir Leano yang terasa dingin dan lembab terasa menyengat di bibir Kanza.

Satu tangan Leano terangkat untuk menutup mata Kanza yang sedari tadi melotot tanpa berkedip dan satu tangannya lagi ia gunakan untuk menekan tengkuk leher Kanza agar mudah menjalankan aksinya.

Perlahan tapi pasti, Leano melahap bibir manis Kanza dengan lembut. Lumatan demi lumatan menghujam bibir mungil milik Kanza bak binatang buas yang sedang kelaparan.

1 detik.
2 detik.
3 detik.
4 detik.
5 detik.

"Hmpp-!!"

Tangan Kanza menepuk-nepuk bahu Leano dengan sedikit keras, pasalnya pasokan oksigennya mulai menipis karena ulah Leano. Leano dengan terpaksa menyudahi kesenangan yang baru ia dapatkan itu, "Yahh baru juga dicicip bentar."

"Hahh .. Hahh .. GILA KAMU YA?! Kalo aku mati kehabisan nafas gimana!?" ujar Kanza dengan nafas terengah-engah.

"Berarti kamu masih perlu belajar buat nafas sambil kiss," senyum Leano dengan jahilnya.

"Emang kayak gitu harus belajar??" Kanza tampak bingung dengan perkataan Leano barusan.

Leano yang melihat tingkah Kanza, menggigit bibir bawahnya menahan gemas, "Tahan Len, beginian harus bertahap ga boleh langsung lahap."

"Mau belajar sama aku ga? Nanti aku ajarin," goda Leano.

Kanza mengangguk, membuat Leano yang melihatnya tertegun sebentar. Ia tak menyangka ternyata selain galak, otak Istrinya ternyata masih begitu bersih jika menyangkut hal-hal yang begitu jauh.

"Yaudah sini aku ajarin," Leano menarik lengan Kanza kembali mendekat padanya.

Leano mencium sekilas pipi kanan gadis itu, "Satu."

Kemudian beralih ke pipi sebelah kiri, "Dua."

Setelahnya beralih ke area manis yang ia dambakan, "Jangan lupa nafas ya."

Cup.

Belum mendengar jawaban dari Kanza, Leano tanpa berpikir panjang langsung kembali melahap bibir manis milik Kanza. Berbeda dengan caranya tadi, kali ini ia melakukannya dengan sedikit lebih ganas.

Kanza hanya bisa pasrah dan menutup matanya rapat-rapat, ia baru pertama kali seperti ini dan kali pertamanya bersama seorang pria tanpa sedikitpun jarak.

Leano melepas tautan bibir mereka. Tapi tidak sampai disitu, perlahan bibir tipis miliknya menelusuri wajah hingga turun menjelajah di leher jenjang milik Kanza.

Cup.

Kecupan pertama yang lama mendarat pada satu titik di leher putih Kanza, namun kecupan Leano berubah menjadi gigitan kecil yang membuat sang empu yang digigit meringis kesakitan.

"Ssshh- A-Ano sakit," terlihat wajah Kanza yang sudah merah padam akibat ulah Leano.

"Ini tanda kalo kamu itu cuma milik aku aja."

Leano tersenyum puas sekaligus bangga melihat tanda merah hasil karyanya di leher indah milik Istrinya itu.

Leano kembali menjalankan aksinya, dan Kanza yang sudah terbawa suasana kemudian mengalungkan tangannya di leher pria itu. Tangan Leano perlahan meraih lampu tidur kemudian mematikan lampu tersebut.

"Kamu mau apa?"

"Tidur lah, Sayang. Emangnya kamu mau lebih, hm?" goda Leano.

Kanza menggeleng dengan cepat, "A-aku belum siap, maaf ya."

Menikahi Tuan Muda Lugu [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang