#10 Mr. Len

692 60 6
                                    

halooo!! up lagii nihh

thankss banyak banyak buat kalian yang masih setia bacanya 💗

kalian jangan lupa vote and comment sebanyak banyaknyaaaa yaaa 🙌

•happy reading•
.
.

Pukul 23.00.

Mereka berdua sudah tiba di hotel kepemilikan K'Group, di sana sudah ada pria dengan perawakan yang hampir sama dengan Leano, Alan.

"Ck ck memang beda ya jika sudah beristri," Alan berkacak pinggang melihat Leano dan Tian membawa koper ke dalam hotel.

Mata Leano memicing menatap ke arah Alan, kenapa sahabatnya itu sangat cerewet. Bisakah ia membiarkan dirinya istirahat dulu.

Di dalam kamar hotel. Ada Leano dan Alan yang sudah duduk di atas sofa, mata Alan terus menatap Leano dengan kopernya secara bergantian.

Tian? Ia sudah pergi ke tempat paman dan bibi nya yang tinggal di Amerika. Ia akan kembali menemui Leano jika sudah akan ke pesta perusahaan.

"Mau gua colok tuh mata?" tatap Leano.

"Etsss .. Santai dong bro kita baru ketemu, kok udah mau main nyolok mata aja."

Hanya ada deheman dari Leano, setelahnya suasana kembali hening. Hanya ada suara Leano yang terus berkutat dengan laptop di depannya.

"Lu beruntung nikah sama dia," ujar Alan membuka suara.

"Of course."

"Lu ga mau nanya gitu gua tau istri lu dari mana?" heran Alan.

"Lu pikir, lu dateng diem-diem ke Indonesia waktu itu gua ga tau? Lu nyungsep lewat tanah aja gua tau."

"Yahh ketahuan ya," keluh Alan.

Flashback on

Sore itu Alan yang baru saja sampai di Indonesia, setelah tau sahabat dari kecilnya menikah. Leano sudah memberitahu agar Alan tidak usah datang, tapi pria itu penasaran siapa wanita yang bisa mendapat sahabat sekaligus bosnya itu.

Tepat setelah dua hari pernikahan Leano dan Kanza, hari ini Alan sedang ingin berjalan-jalan menikmati kota Jakarta.

Tapi siapa sangka dari dalam mobil, ia melihat sebuah drama pertengkaran di depan toko permen.

Di sana ada dua orang pria dan dua wanita, di antara mereka adalah pasangan yang menjadi alasan dirinya datang ke tanah air.

"Wah wah ada drama, kira-kira yang menang siapa ya. Si kakak apa si adek?" monolognya.

Ia menyaksikan pertengkaran kakak beradik di seberang jalan. Sampai pada sang kakak yang menekankan penjelasan dengan lantang dan meninggalkan dua sejoli lainnya di pinggir jalan.

"Menarik. Lean, dia memang cocok jadi istri kamu," ujarnya.

Tanpa ia sadari, sebelum dua pasang suami istri itu berlalu. Mata tajam Leano memicing ke arah mobil di seberang jalan.

"Penguntit."

Flashback off

"Cih ga asik," Alan memutar bola matanya malas.

"Pestanya jam berapa?"

"Dua jam lagi," sahut Alan.

Leano beranjak dari duduknya, dan menyimpan laptop di atas meja. Berjalan ke arah nakas tempat hp nya tersimpan.

Menikahi Tuan Muda Lugu [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang