4. momen sebelum berangkat kepesantren

428 19 0
                                    

Assalamualaikum, kembali lagi hehe.

Bismillahirrahmanirrahim

Udah siap sama part ini?

Absen dong, kalian dari mana?

Follow ig: _r.dwiiaryanti
Follow tiktok: r.dwiiaryanti

°

°

°

°

°

°
happy reading, all☁️🌹

Pukul, 12:30 WIB

Tepat berada dirumah mewah bernuasa putih. Terdapat seorang pemuda yang sedang memohon kepada bundanya supaya ia tidak dimasukan kepesantren.

"Bunda... Alan mohon, Alan gak mau bunda. Alan belum siap" ucap pemuda itu yang berlutut dikaki bundanya sambil menggenggam tangan bundanya.

"Alan, kenapa gak mau? Semua temen Alan juga ikut kok." Tanya Bunda Alan, menyuruh Alan untuk bangun.

"Alan tau bun, Bunda mau masukin Alan kepesantren itu karena buat kepentingan bunda 'kan? Supaya rekan bisnis Papah gak batalin kerja samanya iya 'kan bun?" Tuduh Alan menatap mata Bundanya melihat apa ada kebohongan yang tersimpan oleh Bundanya atau tidak.

"Maksud kamu apa, Alan?" Tanya balik Bunda Alan sebut saja namanya 'Intan', ia tak mengerti apa yang dimaksud anaknya.

"Karena bunda ingin mendapatkan pujian dari rekan bisnis papah, iya 'kan!" Sentak Alan, Bunda Intan menatap sendu anaknya. Mengapa anaknya ini selalu saja berburuk sangka padanya.

"Kenapa kamu selalu berpikir buruk tentang Bunda, Alan?" Lirih Bunda Intan.

"Karena dari kecil sampai sekarang Bunda selalu kekang Alan! Bunda selalu larang Alan buat ngelakuin apa yang Alan seneng, dan Bunda juga memaksa anak Bunda sendiri untuk masuk dunia perkantoran sejak Alan umur 10 tahun. Yang dimana saat itu anak-anak ditemani main oleh orang tuanya tapi Alan sendiri malah ditahan dan disiksa untuk belajar dunia bisnis oleh Bunda!" Jawab Alan.

"Pertama, kamu beruntung karena diajarkan dunia bisnisnya saat umur 10 tahun. Sedangkan Papah kamu sejak umur 7 tahun. Kedua, itu resikonya menjadi anak tunggal dari keluarga 'Renandra'. Ketiga, Bunda larang apa yang mau kamu lakuin karena Bunda tau apa yang terbaik buat kamu, dan yang kamu lakuin itu gak ada gunanya, Alan! Kamu menjadi berandalan saat bergabung dengan geng motor itu!" Jawab Bunda Intan dengan tegas.

"Jangan pernah bawa-bawa geng motor Alan. Bunda, Alan tau apa yang harus Alan lakuin! Alan senang bisa kenal mereka, karena mereka Alan jadi bisa ngerasain bahagia, Alan tau tentang Keluargaan harmonis kaya gimana, itu semua berkat siapa? Berkat mereka bun" sahut Alan.

"Alan capek bun harus jadi boneka Bunda terus menerus. Alan capek harus ngikutin kemau'an Bunda sedangkan Alan sendiri gak bahagia ngelakuin semua itu. Bunda gak seneng liat Alan bahagia walaupun sama mereka?"

"Bukan gitu, Alan. Papah sama Bunda hanya ingin yang terbaik buat kamu dimasa depan kelak." Ujar Bunda Intan.

"Sekarang Alan pasrah, terserah Bunda Alan mau gimana aja. Atur hidup Alan sesuka Bunda kalo emang Bunda gak pengen liat Alan bahagia." Setelah mengucapkan itu Alan pergi meninggalkan Bundanya.

ARNAF, surga dari zaujiku ||ON GOING||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang