PROLOG

442 74 39
                                    

Hallo guyss ini cerita karangan aku aja ya, jika tidak sesuai dengan kemauan kalian harap maklum karena pikiran orang beda - beda.

Jangan lupa follow dulu sebelum membaca dan biasain tibggalin jejak ya, Vote dan coment.

Mungkin ceritaku masih banyak kekurangan dan masih banyak Typo maklumin aja ya guyss aku akan terus memperbaiki tulisanku.

Terimakasih readers💌

🐰🐰🐰

Pagi ini suasana begitu sejuk, embun pagi mulai terlihat di daun yang ada di sekitar taman. Seorang wanita tengah duduk di kursi besi dengan air yang masih menetes di sudut kursi sisa hujan semalam.

Wanita cantik dengan luka lebam di wajahnya menengadahkan kepalanya merasakan angin pagi yang begitu menyejukkan kulit.

Sekarang taman sangat sepi karena masih sangat pagi wanita yang mengenakan jaket hitam dan celana jeans hitam itu mulai mengeluarkan bulir bening dari sudut matanya, dia mengingat kejadian semalam yang di alaminya membuatnya tersenyum kecut.

Setelah pertengkaran dengan papinya, Grace keluar dari rumah dan tidak memiliki arah tujuan sehingga dia hanya duduk di kursi taman. Di dunia ini dia hanya memiliki dua orang yang dijadikan tempat bersandar baginya. Pertama maminya, wanita yang melahirkannya kedunia yang jahat ini tapi wanita itu tidak bisa dijadikan untuk tempat bersandar sekarang karena memiliki gangguan mental.

Tinggalah satu orang yang dijadikan tempat bersandar dan tempat ternyamannya. Arsella Kuntum Pradipta sahabat yang selalu ada baginya, namun dia tidak bisa terus menerus bersandar kepada Acel.

Arsella adalah wanita yang sangat beruntung, wanita yang memiliki kesempurnaan di dalam hidupnya, lahir di keluarga yang harmonis dicintai oleh Ayahnya dan dimanja oleh ibunya juga sangat dilindungi oleh abangnya.

Sangat beruntung bukan? Sangat berbeda dengan Grace. Kadang perbedaan itu membuat dirinya merasa iri kepada sang sahabat, mengapa hanya dirinya yang memiliki takdir begini.

Arsella sangat baik kepadanya, mau menerima kekurangannya dan membiarkan dirinya masuk kedalam keluarga sempurna itu.

"Acel beruntung banget, tapi gua ga boleh iri terus menerus karena dia baik banget, mau nerima gua dengan sangat baik" Grace bermonolog mengingat betapa sempurnanya hidup seorang Arsella..

"Gua menginginkan kehidupan Acel"..

🐰🐰🐰

Ini cerita yang aku buat saat aku gabut hehhehe

Biar ada kesibukan aku akan menulis cerita yang aku karang sendiri karena menulis adalah hobi ku.
Jangan lupa vote dan comentnya
Love you💌

ARSELLATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang