ARSELLA ||14

59 32 4
                                    

Hallo guyss kembali lagi sama kisah Arsella. Jangan lupa tinggalin jejak ya guyss.
Have a nice day reader💌
***
Malam begitu terlihat gelap karena bintang malu untuk menampakan dirinya. Setelah kepergian lelaki itu, Acel duduk di tepi pantai menikmati angin malam yang dingin mulai menyapu kulit.

Acel memang menyukai laut, tadi sore dia ada acara di pantai ini sebagi relawan dalam kegiatan pembersihan pantai, dan sekarang Acel ingin bermain sepuasnya di pantai karena sudah lama tidak merasakan dinginnya angin malam saat duduk di tepi pantai.

Matanya tertuju pada kapas bekas mengobati luka Samudera tadi. Dia memungut kapas yang dibuang Samudera dan memasukan kedalam plastik sampah. Dia teringat kejadian beberapa menit lalu, tentang wajah lebam Sam.

Apa mungkin samudera berkelahi, pikirnya. Acel semakin larut dalam pikirannya dengan berbagai spekulasi tentang Samudera, sehingga tanpa sadar sekarang malam sudah semakin larut dan dia harus segera pulang.

Acel bangkit dari duduknya, berjalan menuju Halte terdekat, Acel ingin menghubungi abangnya tapi ponselnya mati terpaksalah Acel menunggu angkutan umum untuk bisa pulang kerumahnya. Sekitar 10 menit Acel belum melihat tanda - tanda kedatangan bus.

"Apa karena udah malam ya, bus ga ada? Ini udah jam setengah sebelas pasti orang rumah nungguin nih." Acel meremas jemarinya pelan, dia mulai gelisah karena tak kunjung mendapatkan kendaraan untuk pulang.

Tiba - tiba dirinya merasa takut di tengah malam, sendirian di tempat yang sepi. "Papa Acel takut." Gumamanya dia memejamkan matanya karena takut sendirian di halte yang sepi itu. Dan bulir bening mulai membasahi pipinya.

Acel sangat takut sendirian di tengah malam seperti ini. Dia tidak tau bagaimana caranya pulang karena mungkin bus sudah tidak beroperasi lagi pada jam segini.

Namum, keberuntungan milik Acel malam ini. Sebuah motor besar berwarna hitam berhenti di hadapannya. Buru - buru Acel menoleh pada motor yang baru saja berhenti itu, matanya berbinar melihat siapa yang ada di hadapannya saat ini.

"Kak Sam..." Ucapnya seraya berdiri mendekat kearah motor Sam.

"Gua antar pulang!!" Sam memberikan helmnya pada gadis dihadapannya dia hanya punya satu helm, dan biarlah gadis itu yang memakainya.

"Hiks... Hiks... Kak Sam," tangis Acel pecah dia sudah menahannya dari tadi, dia terlalu takut sendirian dan berfikir tidak bisa pulang malam ini.

"Ga usah nangis!! Nanti gua dituduh nyulik lo. Buruan naik!!" perintah Sam dengan tegas.

Acel mengangguk dan memsangkan helm ke kepalanya, tapi sialnya helm itu sangat susah dikaitkan tapi dia tidak berani meminta tolong Samudera karena melihat tatapan tajam yang diberikan Sam. Acel naik dengan helm yang belum terpasang sempurna.

"Kak Sam, makasih banget ya udah mau ngantar aku pulang," Ucap Acel saat motor yang dikendarai Sam sudah mulai melaju menuju kediaman Pradipta.

"Ya." Sam menjawab dengan singkat.

"Oh iya kenapa kakak balik lagi, bukannya tadi udah mau pulang." Tanya Acel karena dia sangat penasaran mengapa Sam bisa berada di dekat halte yang ditunggunya.

"Kasian!! Lagian lo ngapain tengah malam masih berkeliaran di sana?" tanya Sam akhirnya, karena sedikit penasaran apa yang diperbuat gadis itu di pantai.

Sam sengaja datang lagi ke pantai untuk melihat apakah gadis aneh itu sudah pulang atau belum, dia sedikit khawatir karena mengingat sudah tengah malam dan pantai saat itu juga tidak terlalu ramai.

"Tadi sore aku ada kegiatan sama komunitas relawan peduli lingkungan gitu kak di pantai, nah selesainya sekitar jam tujuh. Harusnya aku udah pulang sama rombongan tapi mau liat sunset dulu dan lihat laut malam, tapi malah kelamaan. Jadinya bus udah ga ada." Acel berbicara dengan panjang lebar seperti memberikan penjelasan kepada Samudera.

ARSELLATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang