Twelve: Pergi

204 10 0
                                    

Malam ini hujan turun dengan derasnya, ruang makan yang biasanya disinari oleh cahaya bulan dan lilin yang tertata rapi di atas meja kini menggunakan lampu seperti layaknya rumah pada umumnya.

Di ruang makan kini hanya terdengar suara dari dentingan peralatan makan yang saling beradu, tidak ada obrolan seperti biasanya. Hanya ada suasana senyap tanpa obrolan di sela-sela makan mereka.

Kaivan telah menyelesaikan makannya, ia mengelap mulutnya dengan sebuah serbet lalu memanggil pelayan yang berdiri di pinggir ruangan.

"Dimana nyonya?" Tanyanya. Pelayan itu mulai menjawab dengan gelisah.

"Nyonya bilang beliau sedang tidak enak badan, jadi nyonya atau tuan muda tidak akan pergi ke ruang makan" Jelas pelayan itu. Ia menunduk tanpa berani menatap Kaivan.

"Apa kalian sudah mengantar makanan ke kamarnya?"

"Su-sudah tuan, tapi nyonya menolak untuk makan. Hanya tuan muda yang memakan makanannya"

"Siapkan sup hangat, saya yang akan mengantarkannya sendiri ke kamar nyonya"

Pelayan itu mengangguk lalu pergi dari hadapan Kaivan untuk menyiapkan semangkuk sup hangat.

Clara menatap Kaivan dengan senyumnya, Kaivan yang merasa diperhatikan balik menatapnya.

"Ini yang seharusnya sudah kau lakukan sejak dulu kai" Ucap Clara. Wanita itu meminum airnya.

"Berbaikanlah dengannya" Lanjutnya, Clara berpose berbisik lalu berbicara tanpa suara.

'Jangan lupa untuk merayunya'

Kaivan membulatkan matanya menatap Clara tajam, sedangkan yang ditatap hanya dapat tertawa. Kaivan hanya terdiam dengan telinga yang sedikit memerah.

"Apa yang kalian obrolkan? Aria tidak dapat mendengarnya" Aria bertanya bingung, Clara dan Kaivan hanya dapat memandang sebentar lalu Clara kembali tertawa.

"Tidak ada sayang, ayo cepat habiskan makanan kalian. Akan ada cerita dongeng malam ini"

"Benarkah?!"

"Jangan lupakan lagu pengantar tidur ibu" Lanjut Alden. Aria mengangguk membenarkan ucapan Alden.

"Tentu saja anak-anak" Clara tersenyum manis. Alden dan Aria bergegas untuk menghabiskan makanan mereka satu sama lain.

"Kami sudah selesai!"

"Baiklah, ayo ucapkan selamat malam pada papa" Clara berdiri dari kursinya, Sedangkan kedua anaknya berjalan menghampiri Kaivan.

"Selamat malam papa"

"Selamat malam"

"Good luck!" Clara mengedipkan sebelah matanya lalu menuntun kedua anak kembarnya menuju kamar mereka.

Kaivan hanya memandang mereka yang mulai menjauh lalu hilang di balik pintu. Dia melirik ke arah arloji miliknya yang menunjukan pukul 9.10 PM.

"Permisi tuan, sup yang anda minta sudah siap" Seorang pelayan mengantarkan semangkuk sup yang berada di sebuah nampan.

"Berikan padaku" Kaivan berdiri dan memegang nampan berisi sup itu.

"Ya? Tapi.."

"Bereskan tempat ini, saya yang akan mengantarkannya sendiri"

"Ba-baik tuan"

Kaivan beranjak dari ruang makan menuju kamar Hana. Walau rasanya agak mustahil, ia masih berharap Hana dapat sedikit melunak kali ini.

Setelah berjalan beberapa saat, kini ia telah sampai di depan kamar Hana yang memang tidak berada jauh dari ruang makan.

Dengan ragu Kaivan mengangkat tangannya hendak mengetuk pintu itu, tapi ia kembali mengurungkan niatnya dan menghembuskan nafas kasar.

Divorce with youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang