Six: Isi hati Theo

122 10 0
                                    

Di sebuah ruangan berbau khas obat seorang wanita dengan wajah pucatnya menoleh ke arah pintu, wanita itu mengedipkan matanya beberapa kali berusaha untuk melihat lebih jelas seorang anak yang mengintip dari balik pintu.

Theo, anak itu membuka pintunya lebih lebar hingga menampakan seluruh tubuhnya dan menatap wanita itu dengan wajah penasaran.

Wanita itu membuka sedikit mulutnya lalu bergumam pelan.
"Kaivan.."

'Papa?' Theo menatap wanita itu bingung, apa orang itu kenal papanya?

Wanita itu menatap Theo dengan mata agak memerah seperti sedang menahan tangis, kemudian wanita itu mulai menurunkan kakinya ke lantai dimana gelas kaca yang telah hancur tadi berceceran.

"Ja-jangan tulun.." Theo berucap pelan, ia terkejut wanita itu menginjak pecahan kaca yang masih berceceran di lantai.

Wanita itu mencoba untuk berdiri perlahan-lahan dari posisi duduknya sedangkan dar4h mulai mengalir dari kakinya membuat lantai basah dengan cairan merah itu. Wanita itu juga mulai batuk sembari memegangi dadanya sendiri.

Theo yang mulai panik hendak memanggil orang dewasa untuk membantu wanita itu, tapi saat dia berbalik dirinya menabrak seseorang yang berada di belakangnya.

"Tuan muda?"

Theo mendongakkan kepalanya dan melihat orang itu, ternyata orang itu adalah perawat yang sering terlihat di mansion. Perawat itu juga membawa beberapa hal yang tidak Theo tau di sebuah nampan.

"I-itu bibi itu" Dengan tangan yang agak gemetar Theo mencoba untuk menunjuk ke arah dalam. Wanita itu mengerutkan alisnya lalu mendorong pintu tersebut.

"Ada apa tuan mu-"

"Astaga! Nona Clara!"

Dengan panik perawat itu segera memasuki ruangan dengan terburu-buru dan melangkahkan kakinya perlahan saat menginjak pecahan kaca dari gelas yang masih berceceran di lantai. Ia langsung menuntun wanita yang dipanggil Clara itu kembali naik ke ranjangnya.

Theo yang melihat itu hanya bisa diam mematung dan memeluk anak kucing yang masih ada digendongnya dengan erat.

Clara berbisik pada perawat itu.
"Kaivan.. uhuk"

"Tunggu sebentar nona Clara saya akan memanggil tuan"

Perawat itu menekan beberapa nomor telfon yang berada di meja nakas dengan wajah panik lalu terlihat menghubungi seseorang orang.

Tidak butuh waktu 15 menit seorang dokter datang diikuti dengan Kaivan yang berjalan dengan tergesa-gesa memasuki ruangan itu dan melewati Theo begitu saja.

"Clara"

Kaivan datang dan memeluk Clara, sedangkan dokter sedang mempersiapkan pertolongan pertama untuk kakinya.

"Uhuk.. Kaivan.." Wanita itu menangis tersedu-sedu lalu memegangi dadanya.

"A-ada apa Clara?"

Kaivan mulai panik dengan reaksi Clara. Dokter pun segera mengambil alih untuk memeriksa Clara.

"Nona sepertinya memberikan reaksi terhadap sebuah alergi" Dokter mengalihkan pandangannya kearah Kaivan.

"Benda apa yang membuat nona alergi?" Tanyanya.

Kaivan tampak berfikir sebentar, lalu suara kucing terdengar.

"Meong"

Kaivan menoleh ke asal suara, dapat dilihatnya Theo yang tengah memeluk seekor anak kucing.

"Kucing.. itu alergi Clara"

Dokter dan perawat ikut memandang Theo, mencoba untuk membujuknya agar membawa pergi kucing itu.

Divorce with youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang