CH 01 - Almiah Dissident (Part 01)

6 2 0
                                    


Keyakinan dan ideologi hanyalah sebuah saran kehidupan, bukan jawaban untuk seluruh masalah yang ada dalam masyarakat. Sebuah garis semu yang dibuat oleh seseorang untuk mendirikan ketetapan bersama. Keselarasan hukum yang mengikat.

Ketabahan takkan mampu mencegah bencana, berserah diri hanya akan mempercepat proses malapetaka dan memperlambat penyelesaian masalah. Suatu ketetapan buruk yang ditentukan oleh mayoritas, menyimpang dari makna sejati kemanusiaan.

Ajaran yang mereka sampaikan memiliki unsur baik, tepat untuk kondisi tertentu dan dapat mendatangkan keselamatan. Menjadi lentera dalam kegelapan dunia.

Namun, kepercayaan dan ideologi sendiri hampir menyatu dengan penyimpangan.

Mayoritas masyarakat memaklumi hal tersebut, menganggap keburukan-keburukan itu tidak ada dalam ajaran mereka. Tetap bersikap suci seakan paling benar.

Membiarkan kesalahan dan berpaling, bahkan ada yang melakukan asimilasi terhadap segala penyimpangan tersebut. Melahirkan aliran-aliran baru yang berbeda dari ajaran utama.

Kasta dan hierarki merupakan bentuk nyata dari arogansi manusia, sedangkan puncak keangkuhan adalah sifat individualis. Pemimpin yang berpikir bahwa dirinya paling benar adalah wujud sempurna dari kebobrokan pemerintah, kanker hidup yang sukar disingkirkan.

Kepercayaan dan ideologi dapat mempercepat proses tersebut, menyuburkan penyakit dan meruntuhkan tatanan masyarakat. Lemak jenuh dalam sepotong daging yang memikat.

Ketika sosok pencetus nan mulia telah berpulang, hal suci akan berubah menjadi instrumen para babi berdasi. Mengikat masyarakat dungu dengan dogma dan doktrin, memeras daging serta darah mereka sampai kurus kerempeng.

Perjalanan menuju kehancuran, keilahian yang menyesatkan. Membenarkan pembunuhan atas nama ketuhanan, kepercayaan, kebenaran, dan pengabdian.

Menunjuk lawan sembari menyerapah, menganggap mereka sesat hanya karena memiliki kepercayaan yang berbeda. Tanpa mau memberikan toleransi seakan itu adalah dosa.

Kelak tumpukan mayat akan menyadarkan mereka. Ketika melihat sosok yang tercermin dalam genangan darah, orang-orang itu akan sadar siapa yang seharusnya dikutuk.

Namun, tobat tidak dapat melebur semua dosa. Darah yang telah tumpah takkan bisa kembali, anak-anak telah menjadi yatim piatu dan para wanita menjanda.

Penyesalan prajurit, penderitaan rakyat, dan para babi yang duduk di depan meja. Konklusi dari ujung siklus keruntuhan, keburukan yang terstruktur dalam kepercayaan dan ideologi. Gambaran nyata dari kebobrokan yang sukar dihapus dari sejarah umat manusia.

Jauh dari segala keburukan yang tersembunyi dalam sejarah, generasi muda tidak tahu dengan apa yang benar-benar terjadi pada saat itu. Pemenang memiliki hak untuk menulis ulang sejarah, menghapus dosa supaya tidak diwariskan kepada keturunan mereka.

Hanya menyampaikan kebaikan dan kemuliaan, berharap kesalahan tersebut tidak terulang lagi di kemudian hari. Mengoreksi diri melalui keturunan, mengubah metode kepemimpinan, dan mengimplementasikan "Kanun" yang dapat diterima oleh semua orang.

Tanpa sekalipun berniat untuk menebus dosa, seakan mereka paling suci dan mulia. Menjaga peninggalan supaya tetap bersih sampai akhir hayat.

.

.

.

.

Almiah merupakan planet kelima dalam Sistem Tata Surya Almah. Terletak di antara Planet Jann dan Hasa, merupakan Negara Vasal yang berada di bawah kekuasaan Kekaisaran Solus. Memiliki sistem pemerintahan independen, namun masih diawasi oleh pusat.

Siklus SakralTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang