Tiupan angin laut membawa aroma amis yang khas. Dengan lembut menyusuri kegelapan malam, menggulung ombak dan melewati sela-sela jembatan penyeberangan.
Menderu lembut layaknya siulan merdu, mengibarkan bendera kain yang dipasang pada beberapa sudut daerah pemancingan. Memiliki warna yang beragam, digunakan sebagai tanda peringatan tingkat bahaya seperti air pasang, kekuatan arus, dan aktifitas monster laut.
Daerah pemancingan merupakan hulu dari distribusi hasil laut. Tempat para nelayan menjual hasil tangkapan mereka kepada tengkulak, kemudian disimpan pada gudang sebelum disalurkan ke berbagai tempat. Beberapa akan diawetkan terlebih dahulu, dibekukan atau diolah menjadi bahan baku makanan instan.
Hasil laut yang diperdagangkan tidak terbatas pada ikan, namun ada juga alga dari para petani untuk diekspor ke Region lain. Dijemur pada atap bangunan, dikeringkan terlebih dahulu sebelum dijual ke tengkulak. Sebagian ada yang diolah menjadi bubuk agar-agar, lalu dikemas menggunakan kotak kayu untuk meningkatkan harga produk.
Dari sekian banyak komoditas yang ada di daerah pemancingan, produk garam dan hasil budidaya lobster kurang digandrungi oleh tengkulak. Selain karena tingkat permintaannya yang rendah, kualitas dan kecepatan produksi terbilang sangat lambat. Bahkan untuk mendapatkan hasil beberapa kilogram saja membutuhkan waktu sampai berminggu-minggu.
Mengesampingkan semua komoditas yang ada, daerah pemancingan merupakan salah satu pusat perekonomian di wilayah Akademi dan Universitas. Senter perekonomian terbuka.
Karena terpisah dari wilayah administrasi suku lain, lembaga pendidikan tersebut diberikan hak untuk memiliki sumber pendapatan mandiri. Tidak boleh dipengaruhi oleh pihak luar, dapat diidentifikasi sebagai kota tunggal dengan ekonomi independen.
Persentase penduduk di Wilayah Administrasi Akademi dan Universitas tidak dikuasai oleh pelajar, pengajar, atau bahkan pengurus. Masyarakat umum menguasai hampir 70% populasi, tinggal di daerah pemukiman dan menyatu dengan anggota lembaga.
Mereka terdiri dari kalangan pekerja, keluarga pelajar, alumni, dan pegawai sipil. Sebagian besar imigran berasal dari wilayah suku lain, biasanya merupakan keluarga dari murid yang mendapatkan beasiswa dari lembaga.
Namun, mereka tidak bisa tinggal selamanya di Wilayah Administrasi Akademi dan Universitas. Selain anggota lembaga, semua penduduk diwajibkan untuk membayar pajak dalam jumlah tertentu. Tidak mendapatkan subsidi, tunjangan, atau bahkan jaminan kesehatan.
Hal tersebut juga berlaku untuk para alumni, kecuali mereka yang bekerja sebagai pengurus di Akademi dan Universitas. Lolos seleksi tertulis dan kompetensi, memiliki kontribusi kepada lembaga selama mereka menempuh pendidikan.
Wilayah Administrasi Akademi dan Universitas tidak sepenuhnya bebas kriminal. Karena kebijakan yang memihak tersebut, banyak penduduk lokal yang memalsukan data kependudukan mereka dan melakukan transaksi ilegal. Memperjualbelikan data, biasanya berupa soal ujian yang dibocorkan oleh beberapa oknum pengurus.
Bagi mereka nilai dan prestasi setara dengan perhiasan mewah, bisa lebih penting dari nyawa. Selembar nilai ujian dapat menentukan menu sarapan, nasib seluruh keluarga, bahkan sampai kehidupan mereka.
Karena biaya hidup yang cukup tinggi, subsidi dan beasiswa menjadi aspek yang sangat vital bagi mereka. Setara dengan tulang, darah, dan daging untuk menyambung kehidupan.
Sebab itulah, mayoritas murid harus belajar mati-matian supaya keluarga mereka mendapatkan kehidupan yang layak. Menjadi tulang punggung agar tidak turun kasta. Memanggul tanggung jawab yang lebih berat dari Ayah dan Ibu.
Namun, hal tersebut hanya berlaku untuk murid yang berasal dari kalangan bawah. Bagi mereka yang memang sudah hidup layak dan berasal dari kalangan terpandang, prestasi pendidikan menjadi ajang untuk memperjelas hierarki. Dapat digunakan untuk menentukan pewaris, pertunangan, bahkan penghapusan nama dari akta keluarga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Siklus Sakral
FantastikSejarah yang terlupakan, peradaban baru umat manusia, dan warisan keangkuhan. Perdamaian tanpa tujuan hanya akan mendatangkan dekadensi masyarakat, menggiring mereka menuju akhir berikutnya. Siklus kehancuran dan penciptaan dunia. Mereka menyembunyi...