06. Sugar Daddy

217 4 0
                                    

Pagi ini kelas Jean kembali dimulai. Sudah hampir seminggu ia menerima Jean dengan sangat amat senang hati. Tetapi, selama itu juga Jean hanya menghubunginya melalui chat atau telepon. Kala pikir, Jean akan meminta jatahnya, padahal Kala sudah siap akan hal itu.

Tepat hari ini pula, Kala berani membawa mobil barunya ke kampus. Sebelumnya ia masih takut dan hanya melakukan test drive di sekitaran apartemennya saja.

Narin dan Kala datang berbarengan, Narin berbinar-binar melihat sahabatnya itu mengendarai mobil baru. Sudah baru dan mobil itu memiliki harga fantastis.

"Anjing! Mobil baru" Narin berseru antusias sambil berlari mendekati Kala yang baru saja keluar dari mobilnya. Kala tersenyum melihat reaksi ekspresif sahabatnya.

"Iya dong!" Pamer Kala dengan bangga.

"Dapet sugar daddy dimana lo?"

"Muka lo sugar daddy. Dari bokap gue sendiri lah."

Narin tertawa terbahak-bahak mendengar jawaban Kala. "Gue gak nyangka bokap lo bisa beliin mobil seharga ini. Mantap, Kala! Hasil korupsi ya?"

Tidak habis-habisnya, Kala hanya mendumel saja menanggapi Narin. Tapi Narin tak salah menduga, ayahnya Kala adalah seorang pejabar legislatif tingkat Nasional. Sudah menjadi rahasia umum, kan? Kebanyakan pejabat suka makan uang rakyat untuk kepentingan pribadi.

Tak ingin membuang waktu lama, Kala dan Narin langsung menuju kelas. Setelah sekian lama, akhirnya hari ini Kala tidak terlambat masuk ke kelas Jean. Ia sangat bersemangat untuk bertemu Jean.

Beberapa hari ini ia hanya melihat Jean saat berpapasan atau dari kejauhan saja. Meskipun saat di telepon cukup intim, tetapi mereka tidak ada kontak fisik sejak terakhir kali kejadian di mobil.

Ketika Jean masuk ke dalam kelas, pandangannya langsung tertuju pada Kala. Jean tersenyum melihat Kala yang duduk di salah satu sudut kelas. Setelah perkuliahan dimulai, Jean menjelaskan materi dengan penuh semangat.

Kala jadi menghayal bagaimana Jean saat berada di atasnya lalu mendesahkan namanya dengan lantang. Sungguh kotor jalan pikiran seorang perempuan bernama Kala ini. Ia jadi rindu sentuhan Jean, padahal ia sudah siap, tetapi pria itu tidak memintanya duluan. Kala enggan menawarkan duluan. Ia masih malu-malu akan hal itu.

Namun, setelah kelas selesai, Jean langsung meninggalkan ruangan tanpa menyapa Kala. Kala merasa heran. Seminggu ini, hubungan mereka terasa lebih dekat, tetapi tiba-tiba Jean malah menjaga jarak.

Kala mengikuti Jean yang berjalan agak cepat di depannya. "Pak Jean," panggil Kala pelan.

Jean menoleh, "ikut saya ke kantor" ajak Jean.

Kala mengangguk setuju, penasaran dengan keinginan Jean. Mereka berdua berjalan menuju kantor Jean yang tidak terlalu jauh dari ruang kuliah. Saat tiba di kantor, Jean mengajak Kala masuk.

"Kok kamu ngehindar sih? Gak mau ketemu aku? Punya jalang yang lain? Cantik dia dari aku?"

Jean menghela nafas, ia tersenyum, lalu memeleuk Kala dan menciumi wajah perempuan itu. "Kamu satu-satunya."

Kala menatap wajah Jean, lalu juga mencium bibir Jean. Bukan Jean hanya diam, ia membalas lumatan demi lumatan hingga ciuman mereka semakin panas. Jean mulai sudah meremas dua buah dada Kala.

"Ahh..." lenguh Kala nikmat.

Jean mulai turun mencumbu ceruk leher perempuan itu.

"Mau main?" tanya Kala sambil menekan kepala Jean.

"Gak, kayak gini aja. Saya mau rapat sebentar lagi." Jean memutuskan untuk menghentikan ciuman, meskipun terlihat sulit untuk melepaskan diri dari pesona Kala.

 Dancing Shadows of Secret Liaisons | 18+Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang